PEKANBARU – Hani masih geleng-geleng kepala mendengar harga daging ayam ras kini naik tinggi setelah Lebaran 2022. Biasanya dia bisa membeli seekor ayam dengan harga Rp50.000 berbobot 2 kilogram. Tapi kini dia harus merogoh kocek lebih dalam hingga Rp70.000 karena harga ayam melonjak ke angka Rp35.000 per kilogram.

Menurut informasi yang didapatkan dari pedagang ayam, kenaikan harga ini disebabkan pasokan ayam potong terbatas di tengah meningkatnya permintaan masyarakat saat sebelum Idulfitri sampai kini.

"Jadi info dari pedagangnya ayam sudah laris sejak sebelum Lebaran, dan sampai sekarang juga masih banyak yang beli karena itu harga naik. Padahal normalnya harga ayam bisa Rp25.000 per kg," ujarnya Minggu (15/5/2022).

Dia menilai kondisi kenaikan harga ini cukup memberatkan dirinya sebagai ibu rumah tangga dengan dua anak. Karena biasanya dengan modal belanja Rp100.000 sudah bisa mendapatkan lauk pauk dan sayuran serta buah dengan lengkap. Namun kini kondisinya menjadi sulit dan dia harus berhemat dengan mengurangi porsi belanja.

Situasi tersebut menurutnya perlu menjadi perhatian pemerintah dan pihak terkait, agar harga jual bahan kebutuhan pokok dapat terjaga stabil, meski pada saat momen hari besar yang memang memicu daya beli masyarakat meningkat.

"Kalau bisa ada program pemerintah supaya harga kebutuhan pokok bisa stabil terutama di saat Ramadan dan Lebaran, karena di saat itu kita perlu belanja tapi harga-harga naik. Semoga kedepan situasi harga di pasar bisa lebih baik," ujarnya.

Menyikapi kondisi tersebut, Bank Indonesia Provinsi Riau telah menjalankan fungsi makroprudensial, salah satunya mengendalikan angka inflasi daerah agar harga kebutuhan pokok dapat terjaga.

Deputi Kepala BI Riau Maria Cahyaningtyas menjelaskan BI melalui TPID Riau telah menjalankan serangkaian kegiatan dalam rangka pengendalian harga pangan strategis.

"Diantaranya monitoring ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga melalui kunjungan pasar dan gudang distributor pada 16 Maret 2022, bersama Disperindag se-Riau dan Satgas Pangan Riau," ujarnya.

Kemudian menggelar rapat koordinasi bersama produsen dan distributor minyak goreng se-Riau pada 17 Maret 2022 dalam rangka stabilisasi pasokan bapokting menjelang HKBN Ramadan dan Idulfitri.

Selanjutnya menggelar kegiatan operasi pasar murah pada 3 April 2022, bersama Gubernur Riau, Bank Indonesia, Disperindagkop UKM, Satgas Pangan, Bulog Provinsi Riau, Biro Perekonomian, serta instansi terkait lainnya.

Serta beberapa kali agenda high level meeting untuk membahas ketersediaan dan ketahanan bahan pangan menjelang Ramadan.

"Kemudian yang sedang berjalan diantaranya Bulog mendapatkan penugasan alokasi pasokan daging kerbau beku dan minyak goreng, serta berkoordinasi dengan Dishub untuk memastikan kelancaran distribusi bahan pangan," ujarnya.

Kedepan BI melalui TPID juga akan kembali melaksanakan pasar murah di beberapa lokasi kabupaten dan kota, serta melakukan monitoring secara intens terhadap ketersediaan dan perkembangan harga bahan pangan.

Dengan beragam upaya tersebut, BI meyakini harga bahan pangan di wilayah Riau dapat dikendalikan, serta kedepannya harga dapat stabil terutama pada momen hari besar keagamaan di masa mendatang. ***