SELATPANJANG - Sebanyak 4 (empat) ponton yang tenggelam di perairan Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau diminta segera diangkat agar tidak mengganggu masyarakat terutama yang menggantungkan hidupnya di laut.

Selama ini, keberadaan empat ponton yang tenggelam dan berada di empat lokasi yang berbeda itu sangat meresahkan masyarakat terutama para nelayan yang menggunakan alat tangkap ikan berupa jaring.

Ketua Asosiasi Galangan Kapal dan Perkayuan (AGKP), Kepulauan Meranti, Kasam Usman, menyampaikan jika keluhan masyarakat telah diterimanya sejak lama, namun hingga saat ini belum ada upaya dari pemilik bersangkutan maupun dinas terkait untuk mengatasi persoalan tersebut.

"Sudah banyak masyarakat terutama para nelayan yang mengeluh dan melaporkan ke saya terkait limbah (ponton yang tenggelam) ini agar segera ditangani karena sudah banyak juga jaring mereka yang rusak dan sangkut disitu," tutur laki-laki yang biasa dipanggil Wak Kasam, pada Jumat (22/11/20191).

Wak Kasam, juga mengungkapkan bahwa menanggapi hal itu, pihaknya telah menyurati pihak maupun dinas terkait diantaranya, Dinas Perhubungan (Dishub) Kepulauan Meranti, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Perikanan dan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Selatpanjang, Kepulauan Meranti.

"Sejauh ini baru dinas perhubungan yang membalas surat yang telah kita layangkan, itupun mereka memberitahukan akan berkoordinasi terlebih dahulu, sementara yang lain belum ditanggapi," ungkapnya.

Dibeberkan Wak Kasam, adapun keempat titik ponton tenggelam tersebut dengan lokasi diantaranya, di perairan Anak Ayam, Desa Sungai Tohor, Kecamatan Tebingtinggi Timur, kemudian di Sungai Suir, Dorak, Kecamatan Tebingtinggi serta di Sungai Perumbi, Alai dan Kuala Terus, Kecamatan Tebingtinggi Barat.

"Sekarang sudah kita kasi tanda dengan memasang pelampung, tapi itukan tidak bisa bertahan lama hanya sementara, jadi memang harus diangkat juga agar tidak lagi menggangu para masyarakat yang menggantungkan hidupnya di laut," pungkasnya.***