SELATPANJANG - Propinsi Riau berhasil meraih rangking tiga nasional sebagai destinasi pariwisata halal di Indonesia. Kepulauan Meranti akan turut mendukung pengembangan pariwisata halal yang ada di daerah tersebut.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) akan menerapkan konsep muslim friendly tourism untuk mendukung hal tersebut.

Dimana konsep tersebut bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar minimal terhadap wisatawan muslim, sehingga mereka mudah mendapatkan fasilitas dan produk halal.

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Rizki Hidayat mengatakan akan segera merumuskan terhadap pelayanan pariwisata halal di Kepulauan Meranti.

Rizki menjelaskan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pelayanan wisata halal itu, seperti memastikan setiap menu di hotel bagi tamu sudah terjamin halal dan bebas dari bahan baku non halal.

"Akan kita siapkan regulasinya untuk mengatur tempat makan yang melayani produk halal, sehingga wisatawan tidak ragu dan khawatir dalam mengkonsumsi makanan, antara halal dan tidak akan kita bedakan dengan memberi label di tempat makan tersebut," kata Rizki Hidayat.

Untuk fasilitas publik terkait wisata juga akan diupayakan pengelompokan yaitu bagi wisatawan berkeluarga atau dengan muhrim, dan non muhrim sehingga tidak bercampur antar keduanya.

"Disetiap fasilitas nantinya akan kita siapkan tempat wudhu, tempat sholat. Selain itu di tempat keramaian juga akan kita umumkan melalui pengeras suara tanda masuknya waktu sholat," ujar Rizki.

Terkait pelaksanaannya, Rizki mengatakan pihaknya saat ini sedang merumuskan sesuatu dengan memanggil pihak terkait.

"Banyak yang mau kita benah. Kalau untuk diterapkan, saat ini sudah bisa dilaksanakan, tinggal menunggu beberapa hal yang perlu disiapkan. Dan setiap pengusaha hotel dan restoran juga akan kita mintakan pendapat mereka," ujar Rizki.

Selain pelayanan bersifat halal yang akan disuguhkan kepada wisatawan, Pemkab Kepulauan Meranti juga akan menonjolkan wisata halal seperti objek wisata yang bernuansa Islam sebagai ciri khas budaya Melayu yang memberikan pengalaman berwisata syariah bagi para pengunjungnya.

"Selain pelayanan yang bersifat halal, kita juga perlu memperlihatkan objek wisata bernuansa Islami. Saat ini kita sedang memikirkan apa yang mau kita tonjolkan. Ciri khas kebudayaan Melayu di Meranti yang ada nuansa Islami nya," kata Rizki.

Saat ini kata Rizki, yang sudah ada dan akan dikembangkan adalah Mandi Safar di Tasik Nambus, namun itu perlu duduk bersama lagi.

"Budaya Melayu itu identik dengan Islam, sehingga kita optimis pengembangan wisata halal di Riau khususnya Meranti bisa berkembang dengan baik," ungkapnya.***