PEKANBARU – Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru mengakui produksi cabai daerah belum mencukupi kebutuhan di bidang industri, seperti perhotelan dan restoran. Hal menjadi salah satu kelemahan yang membuat pemerintah kesulitan untuk mengendalikan harga cabai.

Kepala Disketapang Kota Pekanbaru, Alek Kurniawan menjelaskan, berdasarkan evaluasi, produksi cabai dan sayur-sayuran hanya mencukupi kebutuhan rumah tangga. Produksi cabai ini di hasilkan oleh kelompok tani dalam binaan Disketapang Pekanbaru.

"Kalau produksi cabai dan tanaman lainnya kita ada seperti yang dihasilkan di kawasan Agrowisata. Kelompok-kelompok tani kita. Tetapi ini hanya untuk menyuplai kebutuhan rumah tangga, belum mampu untuk memenuhi kebutuhan industri," ujarnya, Senin (20/6/2022).

Ia mengatakan, saat ini pandemi Covid-19 sudah mulai berakhir dan industri mulai beraktivitas. Sehingga keran impor untuk cabai harus dibuka, dimana harganya menyesuaikan dari daerah pengekspor.

Namun, Pemko Pekanbaru akan melakukan sosialisasi kepada kelompok tani yang dibina agar dapat melakukan panen cabai secara berkala. Sehingga, hal ini dapat menekan harga cabai bagi daerah.

"Karena petani inikan sekali nanam cabai, nanam semua, sehingga produksi banyak dan harga turun. Begitu harga turun, mereka malas nanam, dan harganya naik lagi," terangnya.

"Maka ini nanti akan kita sosialisasikan," pungkasnya. ***