PEKANBARU - Titik panas atau hotspot di Provinsi Riau, Rabu (31/8/2016) sore terpantau nihil. Meski demikian, Satgas gabungan tetap melakukan pendinginan, di mana enam helikopter juga dikerahkan 'membombardir' dengan bom air dibekas lahan yang terbakar itu.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru, Riau pada Rabu sore melaporkan, tidak ada terpantau titik panas di Riau. Ini juga disebabkan faktor meningkatnya intensitas curah hujan yang mengguyur sebagian Riau dalam dua hari belakangan.

Hujan ini dilaporkan mengguyur Kota Pekanbaru, Rengat, Dumai, Pelalawan hingga ke Kabupaten Kampar. Jarak pandang (visibility) sampai sore ini juga dilaporkan normal, dengan angka 7 hingga 10 kilometer. "Nihil titik panas," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin.

Sementara itu, posko mengklaim tetap melakukan pendinginan pasca padamnya api di lokasi kebakaran lahan. Tercatat sampai sekarang ada tiga helikopter jenis MI-8, satu heli MI-171 dan satu helikopter Sikorsky dikerahkan 'membombardir' bekas lahan yang masih memunculkan asap.

Selain itu, ada dua pesawat Air Tractor untuk patroli dan bom air ikut membantu pemadaman via udara, ditambah satu pesawat Cassa untuk proses penyemaian garam yang dioperasionalkan oleh BPPT, dengan tujuan membuat hujan buatan di awan yang berpotensi mengandung uap air.

"Kita semai 800 kilogram garam di daerah Kabupaten Siak, Kampar dan di atas Kota Kuantan Singingi. Dengan ketinggian 9.500 feet," kata Komandan Lanud TNI-AU Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Marsma Henri Alfiandi, Rabu sore.

Menurut observasi, lanjut dia, terpantau beberapa sel awan Cumulus dengan ketinggian puncak awan mulai 11 hingga 14 ribu feet, persisnya di sekitar Riau Bagian Timur, Tenggara dan Selatan.

"Sampai kini, bahan semai (garam) sudah kita tabur hingga 41,240 ton. Di gudang masih ada sisa sekitar 33,880 ton. Kita juga dapat pasokan garam lagi hari ini 25 ton," singkat Marsma Henri Alfiandi. ***