SELATPANJANG, GORIAU.COM - Meski barongsai merupakan buatan manusia, namun ketika barongsai selesai diproduksi, rupanya barongsai tidak bisa langsung digunakan. Menurut kepercayaan Konghucu, barongsai yang baru saja selesai diproduksi harus terlebih dahulu dihidupkan dengan ritual-ritual Konghucu baru bisa digunakan untuk perayaan dan penampilan lainnya.

Demikian disampaikan Sari Husin, selaku Majelis Agama Konghucu (Makin), yang juga merupakan pengurus di vihara Dewi Serie, ketika ditemui di Jalan Kartini, Selatpanjang, Sabtu (18/1/2014) malam.

"Sebelum bisa digunakan, Barongsai terlebih dahulu dihidupkan. Ini tujuannya agar yang jahat-jahat dari Barongsai bisa hilang dan pemain tidak ada yang cedera," kata Sari Husin kepada wartawan.

Ditambahkan Sari Husin lagi, untuk menghidupkan Barongsai ini haruslah dilakukan oleh Dewi melalui mediator manusia.

Pantauan GoRiau.com, malam itu di Vihara Dewi Serie, salah seorang warga Tionghoa yang menjadi mediator, bernama Ahai, dipilih oleh Dewi Kwan In untuk membuka mata (menghidupkan, red) tiga Barongsai yang didatangkan dari Jakarta 2, dan Singapore I itu.

Berdasarkan penjelasan Sari Husin, Ahai sewaktu dimasuki roh Dewi Kwan In dinamakan Tang Ki. Saat menjadi Tang Ki ini, Ahai sama sekali tidak sadarkan diri, sambil menutup mata Ia terus membaca alkitab sembari menunggu izin dari pendekar-pendekar (roh, red) di Vihara agar Barongsai bisa segera dihidupkan.

Saat roh lain sudah masuk, Tang Ki harus mengenakan pakaian khusus roh yang masuk itu. Untuk baju Dewi Kwan In sendiri dinamakan, baju To (Baju khusus dewi, red).

"Sebelum peresmian, kepala Barongsai ditutup. Kemudian baru boleh dibuka setelah diizinkan pendekar," kata Husin pula.

Saat minta izin membuka mata Barongsai, Tang Ki berada di depan patung yang disebut sebagai Dewi Kwan In. Kemudian Ia keluar ruangan tempat dimana tiga barongsai itu diletakkan setelah Ia mendapat izin membuka mata Barongsai oleh beberapa pendekar. Selama proses membuka mata ini, salah seorang pembantu Tang Ki terus menaburi lantai dengan garam dan beras.

Sambil duduk di kursi, dengan mata masih terpejam, memegang kuas tulis dan bendera warna kuning, Tang Ki meminta satu persatu Barongsai yang masih tertutup kepalanya agar dibawa menghadap kepadanya.

Setelah Barongsai menghadap, Tang Ki membaca mantra dan meminta orang melepaskan kain merah yang menutup mata Barongsa. Usai dibuka, terlihat Tang Ki menulis sesuatu di kedua mata, kedua telinga, badan, dan kepala Barongsai. Ini dipercayai bisa menghidupkan semua Barongsai itu. Usai menghidupkan satu Barongsai, Tang Ki kembali masuk ke ruangan dewi, genderang terus dibunyikan diikuti gerak Barongsai yang baru saja dihidupkan itu.

Kemudian Tang Ki kembali memasuki ruangan vihara sambil meminta Barongsai yang sudah hidup itu mengikutinya. Kemudian setelah dilakukan ritual-ritual, Tang Ki kembali meminta Barongsai lain yang belum hidup untuk dihadapkan kepadanya.

Setelah ketiganya hidup, Tang Ki terlihat mengelilingi Barongsai-Barongsai itu sambil berlari-lari.

Kemudian kembali Tang Ki masuk ke ruangan vihara. Dengan membaca jampi-jampian, Tang Ki terlihat menyampaikan beberapa pesan kepada orang yang membantu kelancaran prosesi itu.

Tidak lama kemudian Sari Husin terlihat menyerahkan Barongsai yang sudah lama (terlihat robek, red), kemudian meletakkan di hadapan Tang Ki yang sedang duduk sambil memegang pedang. Setelah membaca mantra, terlihat Tang Ki menghunus pedangnya tepat di kepala Barongsai yang sudah tidak terpakai itu. Kemudian Barongsai itu dibawa keluar dan dibakar.

Menurut Sari Husin lagi, prosesi penikaman kepala Barongsai dan membakarnya adalah pengembalian roh yang sedari dulu ada di Barongsai yang lama itu. Roh tersebut dipulangkan kembali ke langit.

"Barongsai yang sudah dihidupkan itu sudah bisa digunakan untuk perayaan ataupun penampilan-penampilan lainnya. Sementara yang lama kita kembalikan roh nya, kita tidak bisa sembarangan membuang Barongsai itu," tambahnya lagi.

Malam itu dari 3 Barongsai yang dihidupkan, satu menjadi milik Dewi Serie Kwan In, Kwan Te, dan Ko Am. Sementara Sari Husin yang merupakan pengurus dipesan oleh Dewi Kwan In agar mulai malam menghidupkan itu, Ia harus sembahyang setiap hari pukul 12.00 Wib sampai Imlek tiba di Vihara Dewi Serie atau Dewi Kwan In yang terletak di Jalan Kartini Selatpanjang itu.(zal)