JAKARTA - Untuk mendorong pertumbuhan ekspor sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor viscose di Indonesia, Asia Pacific Rayon (APR) hadir menjawab persoalan tersebut, sebagai produsen pertama di Asia dengan sumber bahan baku yang berkelanjutan, dan terintegritas.

Saat ini, Indonesia masih tergantung akan bahan viscose  dari luar negeri, untuk impor viscose di Indonesia pada tahun 2017 sudah mencapai 149 juta USD.  

Sebagai tahun pertama beroperasi, APR mampu memproduksi sebanyak 240.000 ton viscose rayon pertahunnya, dengan 50 persen hasil produksi akan digunakan di untuk produksi dalam negeri dan sisanya di ekspor ke lima negara tetanggal seperti Turki, Pakistan, Vietnam, dan Bangladesh

Menurut Direktur APR, Basrie Kamba, kebutuhan viscose rayon secara global masih sangat kecil yaitu sekitar tiga persen atau sekitar 5,6 juta ton dari kebutuhan tekstil dunia.

"Untuk tahun 2020 nantinya kebutuhan viscose, meningkat menjadi 7 persen atau 8 juta ton. Bahan viscose merupakan salah satu serat yang ramah lingkungan karena berasal dari perkebunan pohon akasia," kata Basrie di Jakarta, Kamis (2/5/2019).

Kehadiran APR ini juga menambah nilai plus terhadap lapangan pekerjaan sebanyak 1.200 orang, sekaligus investasi untuk Indonesia dalam jangka panjang. 

Beberapa brand lokal ternama dan beberapa dsainer Indonesia mengaku tertarik akan bahan viscose, salah satunya PT Bersama Zatta Jaya (Elcorps), Elidawati Alioemar, mengatakan bahwa akan mengadakan kerjasama dengan APR dalam mendukung produk Indonesia.

"Salama ini, beberapa bahan masih impor, karena produsenya di Indonesia belum ada,  dengan adanyanya produk lokal yang memang sudah terjaga dan terverifikasi, tentu saja kami mendukung dan nantinya kami akan mencoba untuk dilakukannya kerjasama," kata Elida.

Salah satu desainer Indonesia, Reagita, yang ikut dalam event exlusive fashion show tren busana muslim yang bertemakan future is naturally sustainable fiber, mangaku baru pertama kali menggunakan bahan viscose rayon, karena sebelumnya ia lebih menggunakan bahan poliester dan rayon. 

"Saya sangat mendukung pemakaian bahan viscose, selain bahan yang dingin dan sesuai karakter yang dibutuhkan oleh fashion muslim, dalam hal mendesain pakaian pun tidak ada kesulitan sama sekali," kata Reagita. ***