PEKANBARU - Aktivitas pembuatan kanal blocking guna mencegah terjadinya kebakaran lahan dan hutan (Karlahut), ternyata punya kisah tersendiri bagi warga Sungai Apit, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Saat menelusuri kawasan hutan, masyarakat justru 'dihadang' oleh seekor ular Sanca besar.

Kejadian ini bahkan sempat membuat geger sebagian warga Sungai Apit, Rabu (3/2/2016) siang kemarin. Saat itu masyarakat yang hendak masuk ke kawasan hutan untuk membuat kanal blocking malah dihadang oleh ular berprediket predator penyergap sejenis Sanca berukuran sepanjang tujuh meter.

Saat ditemukan, ular ini tak bergerak sama sekali, dimana di tengah tubuhnya ada jendolan besar. Kuat dugaan Sanca raksasa tersebut baru selesai menyantap mangsa. Warga yang penasaran akhirnya sepakat untuk membunuh ular yang diketahui punya habitat penyebaran di Afrika, Asia dan Australia ini.

Itu dilakukan guna memastikan bahwa Sanca ini tidak memangsa korban dari kalangan warga. Setelah dibelah, barulah diketahui kalau hewan yang memiliki popularitas sebagai ular terpanjang di dunia tersebut, ternyata baru selesai menyantap seekor babi hutan dewasa, yang ukurannya terbilang lumayan besar.

Untuk diketahui, sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo yang diteruskan keseluruh stake holder, bahwa setiap provinsi yang rawan terjadinya kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) untuk segera membuat kanal blocking, yang tujuannya menahan penyebaran air agar setiap lahan gambut terjaga kelembapannya.

Memaksimalkan itu, Kepolisian, TNI, BPBD, instansi lainnya dan masyarakat, kini sedang disibukkan untuk bersama-sama membuat kanal blocking di areal yang rawan, salahsatunya di daerah Sungai Apit, Kabupaten Siak-Riau. Itu sebagai antisipasi Karlahut jelang memasuki musim kemarau nanti.

"Kita terus mengupayakan membangun kanal blocking ini. Khusus di Kabupaten Siak, terhitung sudah dibuat 60 kanal blocking di titik-titik lahan gambut yang rawan kebakaran," sebut Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo, SIK MM, Kamis (4/2/2016) siang, di ruangannya.

Hal inilah yang berujung pada pertemuan manusia dengan seekor ular Sanca berukuran tujuh meter tersebut. "Saat petugas tiba di lokasi temuan ular Sanca, itu kondisinya sudah mati. Ini sangat kita sayangkan karena Sanca termasuk hewan yang cukup langka," sebut AKBP Guntur. ***