PEKANBARU, GORIAU.COM - Merebut ladang minyak Blok Siak dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang akan berakhir November 2013 mendatang, tampaknya sudah menjadi harapan seluruh rakyat Riau, hampir seluruh rakyat Riau setuju ladang minyak daerah ini dikelola anak negeri sendiri.

Hanya saja, bagaimana cara merebutnya, itu yang kini masih berbeda-beda antar kelompok masyarakat. Berbagai usulan, cara dan strategi pun bermunculan. Intinya semua mengharapkan sumberdaya alam Riau sudah saatnya memberikan kesejahteraan dan kemajuan bagi rakyat sendiri dan jangan jadikan rakyat Riau sebagai penonton di negeri sendiri.

Tokoh Masyarakat Riau Al Azhar kepada wartawan, Jumat (4/1/2013) mengatakan, sudah wajib Riau bisa kelola sumberdaya alam sendiri karena selama puluhan tahun Riau hanya menjadi penonton ketika perusahaan asing menyedot SDA di Bumi Lancang Kuning.

Apalagi, dari pembagian hasil pengerukan sumberdaya tersebut, Riau tidak mampu membiayai kebutuhan sendiri. Hal ini terjadi karena Dana Bagi Hasil (DBH) Migas yang diterima Riau tidak mencukupi.

"Selama puluhan tahun Riau ini hanya menjadi penonton di negeri yang terkategori kaya ini. Setelah keberhasilan merebut juga mengelola Blok CPP serta Blok Langgak. Sudah sepatutnya pemerintah pusat mempertimbangkan untuk mengembalikan pengelolaan SDA lain kepada provinsi ini," ujarnya.

Namun pada kesempatan itu Al Azhar juga menyampaikan, memang ada perbedaan dalam perjuangan merebut Blok Siak ini. Jika perjuangan merebut dua blok sebelumnya (Blok CPP dan Blok Langgak,red) itu lebih mengedepankan perjuangan secara politis lobi-lobi ke pemerintah pusat, maka Blok Siak kedepankan bisnis.

Makanya, tambah Al Azhar dalam merebut Blok Siak yang akan berakhir November 2013 iniI, sudah semestinya menunjukkan kinerja profesional BUMD yang nantinya untuk memenangkan tender pengelolaan Blok Siak.

''Kita harus gunakan pendekatan bisnis, tunjukan kapabilitas untuk merebut Blok Siak,'' ujarnya. (rdi)