PEKANBARU, GORIAU.COM - Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai bank yang memiliki core business di sektor UMKM sudah menyatakan komitmennya untuk mendukung kebijakan pemerintah di bidang kedaulatan pangan, termasuk di dalamnya sektor kelautan dan perikanan. Sejak di launching pada Maret lalu, hingga 15 Mei 2015 kemarin, BRI telah menyalurkan kredit pangan mencapai Rp9,3 miliar untuk wilayah Riau dan Kepri.

Demikian dikatakan Staf BRI Wilayah Pekanbaru, Haryadi Putra, Rabu (20/5/2015). "Kita sudah mendukung kebijakan pemerintah di bidang ketahanan pangan, termasuk sektor kelautan dan perikanan di Riau dan Kepri. Pada Bulan Maret 2015 kita meluncurkan produk kredit pangan dan per 15 Mei 2015, kredit yang sudah kita salurkan sebesar Rp9,3 miliar," kata Haryadi.

Dijelaskannya, kredit pangan tersebut bisa diajukan oleh semua petani, peternak dan nelayan. Maksimal pinjangan yang bisa diajukan hingga mencapai Rp1 miliar untuk satu petani atau nelayan. "Dana yang akan kita salurkan tidak terbatas. Untuk wilayah Riau dan Kepri, kita sudah berikan kredit tertinggi mencapai Rp600 juta," ungkap staf BRI yang posisinya setara dengan asisten manager di kantor cabang ini.

Petani atau nelayan, lanjut Haryadi, bisa meminjam total maksimal hingga Rp1 miliar tergantung Repayment Capacity atau kemampuannya untuk membayar atau mengembalikan pinjaman tersebut. "Bentuk pinjaman tersebut, Rp500 juta kredit modal kerja (KMK) dan Rp500 juta kredit investasi (KI)," jelasnya.

Menurut Haryadi, kendala yang sering dihadapi masyarakat dalam mengajukan kredit pangan terletak pada agunannya. Agunan bisa berupa usaha mereka, rumah tinggal dan kendaraan bermotor. Dan mereka baru bisa mengajukan kredit apabila sudah melakukan 2 kali siklus tanam atau nelayan yang dinilai sudah andal dalam hal menangkap ikan.

Kepada para petani dan nelayan, Haryadi menyampaikan harapannya agar tidak mengunjungi bank saat butuh pinjaman atau kredit saja. Ia mengimbau agar usai panen, uang mereka di simpan di Bank. Selain lebih aman, bank juga akan mudah menilai kemampuan para petani dan nelayan menggembalikan dana pinjaman jika diberi kredit. "Kita bisa melihat track record petani dari simpanannya di bank," tandas Haryadi.(wdu)