PEKANBARU, GORIAU.COM - Ada-ada saja ulah orang untuk menggagalkan razia penyakit masyarakat di Pekanbaru, Riau. Seperti yang terjadi di Surya Citra Hotel (SCH), Ahad dini hari (14/12/2014). Salah seorang anggota SCH yang diduga juga berprofesi sebagai pengacara malah mengatakan 'Kita Ada Setor ke Polda dan ke Polresta Kok Pak'

Ceritanya, malam itu Kapolsek Payung Sekaki Kompol Usril SH dan juga anggotannya melakukan razia Penyakit Masyarakat (Pekat) Siak 2014 di Surya Citra Hotel (SCH). Namun belasan anggota Polsek Payung Sekaki itu tertahan di pintu masuk menuju ruangan di Surya Citra Hotel (SCH), sekitar pukul 00.00 WIB.

Kedatangan petugas dinihari itu adalah dalam rangka razia pekat (Penyakit Masyarakat) yang rutin dilakukan aparat kepolisian setiap tahun diseluruh Indonesia. Malam itu Kapolsek Payung Sekaki dan jajarannya mendatangi bermodalkan surat tugas untuk melakukan razia Pekat.

Usut punya usut, penyebab tertahannya belasan anggota Polsek Payung Sekaki untuk menggelar razia pekat malam itu, dikarenakan ada hadangan dari pihak pengelola SCH. Pihak SCH yang diwakilkan oleh pengacara berinisial Si, merespon keras usaha Polsek Payung Sekaki melakukan razia. Si merasa tidak terima ketika petugas meminta menghentikan sejenak house musik didalam ruangan yang keras mendentang ditelinga malam itu.

Ia bahkan menahan petugas yang ingin masuk merazia miras, narkotika, dan mendata cewek-cewek seksi bekerja sebagai PSK, yang ada didalam ruangan berdinding kaca yang berada didepan pintu masuk ruangan karoeke bersama. ''Kalau mau razia cewek-cewek disini, mana surat izinnya dari Kapolres. Apalagi mau membawa cewek-cewek dan pegawai disini. Berapa kerugian kami kalau musik berhenti, pelanggan kami jadi pulang nanti,'' koarnya.

Suasana sempat semakin memanas saat Kapolsek dan anggotanya mencoba masuk tanpa menghiraukan Si dan rekan-rekan. Dan dengan tegas Si menentang upaya Polsek Payung Sekaki melakukan razia Pekat ditempatnya. Ia mengatakan mengerti Hukum dan akan menuntut Polsek, jika petugas tetap memaksa masuk dan melakukan razia.

''Kalau bapak ingin mendata, itu bukan tugas bapak. Tugas bapak hanya merazia miras, bukan merazia KTP PSK disini. Kalau razia KTP PSK kami pak, bapak kan tau sendiri, itu kan tugas Satpol PP pak,'' sebutnya.

Karena tetap ingin melakukan razia kedalam SCH. Tiba-tiba dengan lantang Si berujar ''Jangan Pak, bapak dan anggota boleh razia kedalam asal ada surat langsung dari Kapolres pak. Tidak perlu anda mendata PSK disini, karena anggota Binmas Polda dan Binmas Polresta, selalu datang mendata kesini pak, jadi mau didata yang ke berapa lagi ini. Sudah 60 kali PSK disini didata pak''.

Karena merasa Si mengganggu razia pekat, petugas kembali menboca masuk. Dan kemudian Si kembali menahan petugas dan berujar. ''Kita ada setor ke Polda dan ke Polresta kok Pak. Sudahlah pak, sama-sama mainnya kita. Kalau hanya permasalahan KTP PSK kami besok saya antar ke kantor pak, walapun besok bukannya jam kerja,'' ujarnya.

Tidak ingin terjadi keributan, kemudian petugas pergi meninggalkan SCH dan melanjutkan razia di Karaoke Pelangi Komplek CNN Jalan Tuanku Tambusai, Kecamatan Payung Sekaki. Disana petugas menemukan tiga cewek seksi yang mengaku bekerja menemani pelanggan.

Kapolsek Payung Sekaki AKP Usril SH, saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa razia pekat adalah upaya menjaring penyakit-penyakit masyarakat yang sering mengganggu. ''Terkait tindakan pengelola SCH, agak kita sesalkan. Dan tujuan kita untuk melakukan pendataan, karena diduga disana mempekerjakan anak dibawah umur,'' ujar AKP Usril SH. (adt)