PEKANBARU, GORIAU.COM - Pengamat perminyakan dari Universitas Islam Riau, Adi Novriansyah mengatakan, peristiwa kebakaran di kawasan kilang minyak PT Pertamina Refenery Unit (RU) Kota Dumai pada Minggu malam (16/2) adalah bagian peninggalan masa lalu dan cerminan buruknya transformasi perusahaan BUMN.

"Namun demikian sebagai perusahaan yang telah masuk era transformasi fundamental dan bisnis, seharusnya menjadikan peristiwa ini sebagai pengalaman untuk kedepan tidak kembali terulang," kata Adi kepada pers di Pekanbaru, Senin siang (17/2/2014).

Ia menjelaskan, bahwa Pertamina yang telah dipercaya untuk mengelola ladang-ladang minyak peninggalan Chevron dan lainnya harus dapat lebih baik dalam mengaplikasikan kepercayaan itu.

Terlebih, kata dia, perusahaan berbadan usaha milik negara ini sudah mulai melirik sejumlah bisnis internasional. "Sehingga memang membutuhkan tindakan yang lebih profesional dalam menjalankan amanat negara dan asing," katanya.

Jika diaplikasikan, demikian Adi, bahwa setiap industri atau perusahaan yang berada di sektor migas memang harus memenuhi standar keamanan yang sangat baik. "Harus memang mampu menghindari insiden seperti yang terjadi kemarin. Kecuali jika kejadian itu memang merupakan diakibatkan hal yang tak terduga atau humman error," katanya.

Mengenai standar keselamatan dan keamanan di sektor migas, menurut dia adalah hal yang mutlak dan harus dijalan dengan sabaik-baiknya. "Karena industri ini bermain di modala yang cukup besar. Maka dibutuhkan standar keamanan yang luar biasa," kata dia.

Menurut Adi, untuk Pertamina dalam aplikasi standar operasional industri perminyakan sudah sangat benar.

Hanya saja, kata dia, menurut analisa pribadi, kadang kala perusahaan nasional kerap mengabaikan yang namanya maintenance atau segala kegiatan yang bertujuan untuk menjaga peralatan dalam kondisi terbaik. "Sering kali habis pakai tidak dilakukan penggantiaan dan malah mengedepankan efisiensi. Itu benar, namun jika sudah membahayakan investasi yang lebih besar nilainya, sebaiknya dihindari," katanya.

Pengamat perminyakan ini juga menganalisa bahwa insiden laka kerja yang dialami Pertamina di Kota Dumai itu adalah bagian dari masa lalu untuk menuju perusahaan yang lebih berbobot dan dipercaya oleh negara bahkan internasional.

Peristiwa ledakan dan kebakaran sebelumnya dikabarkan terjadi di areal kilang Pertamina RU II Kota Dumai, Minggu (16/2) malam.

Manager Umum Pertamina RU II Yan Syukharial dalam keterangan pers di Dumai mengatakan, bahwa kebakaran tadi malam terjadi pada Hydrocracker Unit (HCU) Unibon 211 ketika dilakukan menaikkan temperatur di Heater 1, dan api saat ini sudah berhasil dipadamkan.

Ia mengatakan, kejadian kebakaran yang menyulut kemarahan warga setempat itu dipastikan tidak ada korban jiwa, baik meninggal, luka bakar maupun pencemaran lingkungan. "Kami masih melakukan investasi mencari penyebab utama kebakaran ini, namun dapat dipastikan tidak ada korban jiwa meninggal, luka bakar ataupun pencemaran lingkungan sebagai dampak dari kebakaran ini," katanya. (fzr/ant)