JAKARTA, GORIAU.COM - Hari Jumat, 23 April 2015, badai siklon tropis Pam berkecepatan 320 kilometer per jam telah meluluhlantakkan Republik Vanuatu. Vanuatu sendiri adalah negara kepulauan di Samudera Pasifik bagian selatan di sebelah barat Fiji dan selatan Kepulauan Solomon.

''Negara seluas 12.189 kilometer persegi dengan 83 pulau dan berpenduduk 266.937 jiwa telah mengalami kerusakan besar akibat siklon Pam," ungkap juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Sabtu 24 April 2015.

Menurut Sutopo, akibat siklon tersebut, 24 orang dilaporkan tewas. Dan sekitar 70 persen wilayah di Vanuatu mengalami kerusakan. Pemerintah Vanuatu telah meminta bantuan internasional untuk penanganan bencana. Pemerintah Indonesia sendiri telah berkoordinasi dengan pemerintah Vanuatu untuk pengiriman bantuan kemanusiaan. Setelah melalui berbagai persiapan dan koordinasi maka pada Sabtu 4 April 2015, pukul 07.30 Wib, Indonesia mengirimkan bantuan senilai 2 juta dolar Amerika untuk negera tersebut.

"Pengiriman bantuan dilepas oleh Menteri Luar Negeri, Retno L.P. Marsudi, didampingi Kepala BNPB, Syamsul Maarif, bersama anggota DPR RI Komisi VIII dan pejabat lain di bandara Soekarno-Hatta," katanya.

Sementara itu, Deputi Penanganan Darurat BNPB, Tri Budiarto, merinci bantuan 2 juta dolar Amerika yang diberikan untuk Vanuatu. Bantuan berupa uang tunai 450.000 dollar Amerika, paket makanan, selimut, tenda dan sebagainya.

"Perinciannya adalah 1.000 paket lauk pauk, 6.000 paket makanan tambahan gizi, 6.000 paket makanan siap saji, 2.000 paket makanan biscuit, 149 dus MP-ASI, 333 dus PMT ibu hamil, 500 paket kids ware, 7,500 selimut, 26 dus solar sel, 200 unit tenda keluarga, dan lainnya," tutur Tri Budiarto.

Bantuan tersebut kata Tri, diangkut dengan dua pesawat yakni Airbus 330 Garuda Indonesia dengan muatan 35 ton dan Boeing 737 Cardig dengan muatan 14 ton. Selain itu juga diberangkatkan 19 personil dari BNPB, Kemenlu, Kemenko PMK, Kemenkes, Kemensos, PMI, BPBD Papua, BPBD Papua Barat, SRC PB, dan wartawan media nasional. (pri)