PEKANBARU, GORIAU.COM - Kebun K2i yang dibangun Pemprov Riau hingga kini tak kunjung diserahkan kontraktor PT Gerbang Eka Palma (GEP) akibatnya masyarakat Riau belum bisa menikmati. Untuk mempercepat proses, Dinas Perkebunan Riau membentuk tim supervisi dan segera melakukan peninjauan lapangan.

Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Riau Zulher mengatakan, saat ini luas kebun kelapa sawit yang telah tertanam adalah 2.128 hektar dari total mestinya 10.200 hektar, yang ditanam PT Gerbang Eka Palma (GEP) sebagai kontraktor pelaksanaan program pembangunan kebun sawit K2i.

''Program pembangunan kebun sawit K2i ini dimulai sejak tahun 2006 silam yang digagas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, ketika itu Disbun Riau dinakhodai Humizry Husein. Kontrak pengerjaan dengan PT GEP sudah berakhir pada Desember 2010. Diakui kebun sawit K2i belum bisa dibagikan,'' katanya.

Zulher kepada wartawan, Minggu (4/11/2012) mengatakan, program ini pada prinsipnya bertujuan mulia untuk mengentaskan kemiskinan dengan menggalakkan kebun sawit K2i. Cuma saja sambungnya, hingga kini belum bisa dibagikan kepada masyarakat miskin berhak menerima, karenanya masih perlu ditinjau ulang.

Dikesempatan itu Zulher mengatakan, nilai kontrak dibuat ditahun 2006 silam untuk proyek pembangunan kebun sawit dengan PT GEP, diketahui luas kebun yang mestinya dikerjakan adalah 10.200 hektar itu dengan nilai kontraknya sebesar Rp217 miliar. ''Tapi, Dibayarkan sesuai hasil kerja,'' ujarnya.

Realisasi pembukaan kebun sawit ini diakuinya, masih sangat jauh dari harapan sebagaimana yang digagas sebelumnya. Kendatipun, kini sudah ada yang tertanam seluas 2.128 hektar seperti dilaporkan PT GEP.Tetapi kenyataannya dilapangan itu sambungnya, ternyata hanya ditemuiseluasan 1.116 hektar.

"Kita belum bisa membagikan kepada warga. Karena, Disbun Riau masih melakukan general chek up secara total," katanya sembari menegaskan, Pemprov Riau sudah mengucurkan total dana sebesar Rp62,632,636,261 dalam proyek yang dikerjakan PT GEP itu melalui APBD Riau ditahun 2006, 2007, 2008, 2009.

Penundaan penyerahan ini sambung Zuher, selain disebabkan hingga kini PT GEP masih menguasai lahan tersebut. Juga disebabkan kondisi kebun sawit itu belum layak dibagikan pada penerima. Disbun Riau katanya, kalau kebun ini dibagikan kepada warga dengan kondisi demikian, ditakutkan jadi beban.

"Kita tidak ingin kebun, jika nanti diserahkan kepada warga yangmenerima itu menjadi beban," kata mantan Sekdakab Kampar yang sembari berjanji akan tetap dibagikan dalam waktu dekat ini. Zulhermengatakan, kalau data-data nama penerima itu sepenuhnya menjaditanggungjawab Pemda setempat.

Sementara tempat terpisah, Minggu (4/11/2012) dihubungi Kasi Pembinaan Perkebunan Dedih mengatakan, kebun sawit K2i dalam dua tahun terakhir ini seiring sudah berakhirnya kontrak dengan PT GEP pada Desember 2010. Makanya kebun sawit K2i tidak terawat, disebabkan tidak dianggarkan lagi di APBD Riau.

"Tidak dianggarkannya dana untuk program ini di APBD Riau, membuat kebun yang diperuntukkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat itu jadi terbengkalai dan jika dibiarkan, maka kebun nanti akan rusak dan merugikan. Maka, untuk program ini sukses, dibutuhkan suntikan dana segar," terangnya.

Untuk mengetahui kondisi kebun sawit K2i, kata Dedih pihak Disbun Riau tentu akan melakukan supervisi ke seluruh lokasi kebun sawit K2i. Tujuannya, untuk mengetahui kondisi kebun tersebut secara riil. Karena sebutnya, saat ini data kebun sawit K2i belum lengkap. Disbun Riau akan menurunkan tim.

"Disbun Riau akan menurunkan tim supervisi dengan jumlah personilnya 10 orang untuk melihat kondisi riil kebun sawit K2i dikaporkan PT GEP," katanya dengan menegaskan etelah dilakukan supervisi dan didapat data lengkap, maka setelah dilakukan penyerahan oleh kontraktor tersebut ke Pemprov Riau.

Dedih mengatakan, selanjutnya Pemprov Riau akan segera melakukan pembenahan, perawatan dan rehabilitasi terhadap kebun yang perlu mendapatkan penanganan perawatan. Lalu katanya, setelah dilakukan perawatan sekitar enam bulan. Maka nanti, Disbun Riau akan menyerahkan kepada warga yang penerima.

Dikesempatan itu Dedih mengatakan, sesuai data disampaikan PT GEP bahwa kebun sudah terbangun seluas 2.128 hektar. Yakni berada diKampar (100 Ha), Sepahat di Bengkalis (1.460 Ha), Selensen di Inhil (167 Ha), Air Balui di Inhil (116 Ha), Pontianai di Inhu (169 Ha), Sikakak di Kuansing (98 Ha). (rdi)