YOGYAKARTA, GORIAU.COM - Peristiwa langka kembali terjadi, yaitu bayi lahir dengan kepala dua. Sebelumnya peristiwa itu pernah terjadi pada tahun 2009 di Indragiri Riau, 2012 di Pekanbaru Riau dan terakhir di Aceh pada Mei 2013.

Peristiwa itu terjadi kemaren. Warga Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap Jawa Tengah dihebohkan dengan kelahiran bayi berkepala dua yang lahir di Rumah Sakit Bersalin (RSB) Duta Mulya dalam kondisi sehat. Menurut laporan Direktur RSB Duta Mulya, Tatang Mulyana bayi tersebut lahir pada Rabu (26/6/2013), pukul 21.25 WIB.

Tatang mengatakan bayi tersebut berjenis kelamin laki-laki dan merupakan putra pasangan Bapak Usman dan Ibu Munjiah, warga Desa Purwosari RT 01 RW 03 Kecamatan Wanareja, Cilacap.

''Bayi terlahir dalam kondisi sehat dan memiliki panjang tubuh 46 centimeter dengan berat badan 4.200 gram. Tetapi, bayi ini mempunyai kelainan yang dalam istilah medisnya disebut 'dicephalus parapagus on joined twins', yakni kembar mulai dari kepala sampai leher,'' katanya, Kamis (27/6/2013).

Dia menyatakan bayi tersebut bukan kembar siam karena hanya memiliki satu organ dalam termasuk kerongkongan serta kaki dan tangannya sepasang. Kelainan tersebut diduga akibat faktor mutasi genetik karena saat janin berusia 2 minggu terjadi proses pembelahan. Lebih jauh, ia menjelaskan saat proses pembelahan berlangsung, ada faktor eksternal karena mungkin si ibu mengonsumsi obat.

''Sehingga proses tersebut terhenti dan akhirnya yang membelah di kepala,'' kata Tatang.

Kejadian ini, menurut Tatang sangat langka dan baru kali pertama terjadi di rumah sakitnya. Berdasarkan data, katanya, kelahiran bayi berkepala dua ini merupakan yang keempat kalinya di Indonesia karena sebelumnya pernah terjadi pada tahun 2009 di Indragiri Riau, 2012 di Pekanbaru Riau dan terakhir di Aceh pada Mei 2013.

Saat ini, pihak RSB Duta Mulya akan merujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Sardjito Yogyakarta. "Sampai sekarang, kami masih berkomunikasi dengan RSUP dr Sardjito," katanya.

Ayah bayi tersebut, Usman mengatakan bayi yang dilahirkan ini merupakan kelahiran anak keduanya. Namun, ia mengaku hanya bisa pasrah mengingat kondisi ekonomi keluarganya yang serba kekurangan. "Kalau mau dibawa ke Rumah Sakit dr Sardjito, bagaimana dengan biayanya? Selama ini saya hanya bekerja sebagai tukang kayu," ucapnya.

Pihak rumah sakit, saat ini sedang mengupayakan agar bayi tersebut mendapat pelayanan jaminan persalinan (jampersal) sehingga bisa memperoleh perawatan secara intensif karena orang tuanya termasuk keluarga tidak mampu. ***