PEKANBARU, GORIAU.COM - 'Hotspot' (titik panas) di Wilayah Sumatera terus mengalami peningkatan setiap harinya. Ratusan titik terdeteksi satelit dengan mayoritas berada di Provinsi Riau.

Efek kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menimbulkan kabut asap pekat yang terus menyelimuti sebagian besar wilayah Riau dalam beberapa waktu belakangan.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman, mengaku Tim Satgas Penanggulangan Bencana Karhutla dan Kabut Asap di Riau tidak pernah absen melakukan aksi.

"Tim tidak ada tidur. Siang mikirkan api, malam juga mikirkan api. Semua mikirin api," kata Andi Rachman, Kamis (30/7/2015) saat ditanyakan sejauh mana penanganan karhutla dan kabut asap dari Pemprov Riau bersama lembaga terkait.

Karhutla terbanyak di Riau sejauh ini masih didominas Kabupaten Rokan Hilir, Bengkalis dan Pelalawan. Karena ketiga daerah tersebut masih terdapat lahan gambut yang cukup luas.

Beberapa titik Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Pekanbaru belum mencapai kategori 'baik' sejak satu bulan terakhir. Hanya berada di tingkat 'sedang' dan 'tidak sehat'.

Namun efek yang luar biasa seperti tahun lalu belum terjadi, dimana Pemprov Riau bersama kabupaten/kota menginstruksikan untuk meliburkan sekolah-sekolah.

Meski sudah ada wacana tersebut, namun Pemprov Riau melalui Dinas Kesehatan serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Riau belum mengambil kebijakan untuk meliburkan. Karena kualitas udara masih berada di kategori sedang.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Andra Sjafril, menyebutkan, imbauan untuk meliburkan sekolah-sekolah ketika kualitas udara memasuki kategori 'tidak sehat' dan 'berbahaya'.***