BANGKINANG, GORIAU.COM - Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) menyatakan program pertanian yang dijalankan Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar sejauh ini telah menarik perhatian nasional dan pantas untuk dijadikan percotohan dan model bagi seluruh daerah tidak hanya di Provinsi Riau.

"Maka kemudian kami menunjuk Kampar sebagai tuan rumah penyelenggaraan Rapat Kerja Nasional Perhiptani yang akan diselenggarakan malam ini," kata Sekretaris Jenderal Perhiptani, Lamhi Hutauru kepada pers di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Rabu (11/3/2015) siang.

Lamhi mengatakan, pihaknya bersama sejumlah pimpinan wilayah berbagai provinsi di tanah air telah berkunjung dan meninjau berbagai program yang dijalankan Pemda Kabupaten Kampar. Seluruh percontohan program-program tersebut terpusat di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya Masyarakat (P4S) di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu.

Mulai dari budidaya jamur, bawang merah, cabai hingga pemanfaatan limbah ternak untuk biourine dan biogas ada di kawasan ini dan tentunya menarik perhatian secara nasional.

Program terbaru Pemda Kampar adalah Program Desa dan Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi. Program ini memanfaatkan lahan sempit dengan luas seribu meter persegi dan 1.500 meter persegi namun mampu menghasilkan uang paling sedikit Rp6 juta per rumah tangga.

Dalam program ini, Bupati Kampar Jefry Noer sebagai inisiator membalik fakta ekonomi, dimana biasanya peternak menganggap daging sapi memiliki harga jual paling tinggi, namun dalam program ini kotoran cair dan berat dibuat lebih bernilai ekonomi.

Jefry Noer mengatakan, biourin hasil kencing sapi dikumpulkan untuk dijadikan pupuk terbaik dan dijual dengan harga Rp25 ribu per liter, jauh lebih mahal dibandingkan minyak bahkan susu. Sementara kotoran berat dijadikan biogas yang memenuhi kebutuhan energi setiap rumah tangga.

"Jadi nantinya rumah tangga mandiri yang menerapkan program ini menjadi sejahtera. Mereka hanya cukup membeli beras dan bumbu untuk memasak memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Mau listrik dan masak sudah ada biogas sebagai sumber energi. Cabai dan bawang serta sayuran tinggal ambil di perkarangan rumah," katanya.

Sekjen Perhiptani, Lamhi Hutauru mengatakan, program ini adalah program unggulan yang pantas untuk dikembangkan.

Selain menyejahterakan masyarakat, menurut dia, program-program yang dijalankan Pemda Kampar juga sejalan dengan program Pemerintah Pusat untuk mencapai swasembada padi, jagung dan kedelai atau yang disingkat Pajale.

Dengan diadakannya Rekornas di Kampar, tepatnya di Hotel Tiga Dara, seluruh pengurus pusat maupun daerah dapat belajar langsung dan menerapkananya di daerahnya masing-masing.

"Dalam acara ini akan ada perwakilan daerah dari 22 provinsi yang dipastikan hadir kecuali untuk wilayah Indonesia Timur. Gambaran percontohan untuk program kemandirian pangan ini akan sangat berharga, tidak hanya bagi Riau, namun untuk seluruh daerah di tanah air," katanya. (rls)