PEKANBARU, GORIAU.COM - Pembakaran mobil mewah merk Toyota Range Lover milik Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia Pekanbaru Provinsi Riau Agung Nugroho merupakan tanggungjawab pihak hotel, kata perwira polisi setempat Kompol Arief Fajar Satria.

"Hal itu merujuk pada undang-undang dan peraturan pemerintah tentang perlindungan konsumen," kata Kompol Arief Fajar yang juga menjabat sebagai Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru kepada Antara sebagaimana dikutip GoRiau.com di Pekanbaru, Sabtu.

Kepala Polresta Pekanbaru Kombes Pol Adang Ginanjar dikesempatan terpisah mengatakan sejauh ini untuk kasus tersebut masih dalam penyelidikan.

"Para pelakunya masih terus diburu dengan terlebih dahulu memeriksa sejumlah saksi-saksi termasuk pihak hotel," katanya.

Adang menjelaskan, peristiwa pembakaran mobil tersebut merupakan suatu tindak pelanggaran hukum dan pelakunya bisa dikenakan pasal berlapis.

"Kita tunggu saja, semuanya masih dalam proses. Bukti-bukti telah diamankan dan akan ditelusuri. Identitas pelaku juga telah diketahui," katanya.

Informasi sejumlah saksi mata, mobil merk Toyota Range Lover seharga miliaran rupiah bernomor polisi B 121 AU itu dibakar oleh orang tak dikenal pada Kamis (21/3) siang hingga membuat sejumlah warga yang kebetulan melintas di sekitar hotel beramai-ramai menyaksikannya.

"Ketika peristiwa itu terjadi, mobil tersebut berada di halaman parkir Hotel Grand Zuri Pekanbaru sehingga sebenarnya itu merupakan tanggungjawab pihak hotel," kata Kompol Arief.

Hal itu menurut dia juga sesuai dengan undang-undang dan peraturan pemerintah terkait perlindungan konsumen.

"Secara tidak langsung, korban merupakan konsumen dari pihak hotel. Karena ketika itu, dia sedang menghadiri acara di dalam hotel," katanya.

Kronilogi Korban Agung, pemilik mobil tersebut mengungkapkan kronologi peristiwa berawal ketika dirinya tengah menghadiri acara deklarasi bersama seluruh jajaran pengurus IMI (Ikatan Motor Indonesia) dan club-club yang tergabung di dalam IMI.

Agung menceritakan, kejadian tersebut berawal setelah ia mengikuti teleconference dengan Wakapolri di Mapolda Riau selaku Ketua IMI Riau bersama dengan Kapolda Riau dan jajarannya.

Usai teleconference dengan Wakapolri, Agung melanjutkan rangkaian acara yang sama di Hotel Grand Zuri. "Selain deklarasi, saya juga membuka seminar otomotif nasional dan ujian lisensi otomotif nasional di Grand Zuri. Acara ini ditaja IMI pusat dan diselenggarakan di Riau," terang Agung yang juga Ketua KNPI Pekanbaru itu.

Setiba di Grand Zuri, Agung memarkirkan Range Rover bernomor polisi B 121 AU miliknya di depan lobi hotel.

Anehnya, ketika dia hendak masuk hotel, tepatnya di depan pintu hotel, ia dihampiri oleh karyawan hotel sembari meminta kunci mobil. "Pak, kuncinya ditinggal saja," ujar kata Agung menirukan ucapan karyawan hotel tersebut.

Agung mengaku sempat heran, kenapa ditinggal karena ia hanya sebentar saja. Dan itu tidak biasa terjadi. Ketika sempat menanyakan kenapa harus ditinggal, pegawai tersebut, kata Agung, mengatakan kalau itu sudah menjadi prosedural hotel.

"Akhirnya Agung memberikan kunci mobilnya. Sebelum memberikan kunci, Agung sempat mengingatkan petugas supaya hati-hati dan bertanggung jawab bila terjadi apa-apa. Maklum saja, mobil tersebut tergolong mobil mewah," katanya.

Sekitar 30 menit kemudian, Agung turun dari lantai 12 ke bawah untuk menunaikan sholat Dzuhur. Saat itulah dua orang pria misterius tersebut membakar mobilnya.

"Jujur, saat sholat itu saya mendengar teriakan orang menyebut kebakaran. Saya baru sholat dua rakaat. Namun saya tidak menghiraukan dan tetap melanjutkan sholat sampai selesai," terang Agung.

Setelah selesai Shalat, Agung langsung ke lobi. "Saat saya ke lobi, saya lihat parkir mobil saya berpindah tanpa seizin saya. Tadinya parkir di depan lobi, tapi waktu saya ke lobi tidak terlihat. Dan ternyata mobil saya sudah terbakar," katanya.

Atas kejadian ini, Agung menduga ada permainan pihak hotel dengan pelaku. "Saya biasa parkir di depan lobi. Tiba-tiba saja mobil tersebut dipindahkan ke depan pos Satpam hotel, tepatnya di pinggir jalan umum samping hotel menghadap ke plaza. Pemindahan itu tanpa izin saya," kata Agung.

Malah, hingga saat ini, kunci mobil tersebut masih dipegang pihak hotel. "Mereka juga belum memberikan kunci itu ke saya. Karena itu saya minta pihak hotel bertanggung jawab atas kejadian ini," katanya. (ant)