PEKANBARU, GORIAU.COM - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Provinsi Riau Said Syarifuddin dan rombongan sudah kembali masuk kantor, Selasa (2/9/2014) kemarin setelah melakukan perjalanan dinas ke Jerman.

Said beserta rombongan berangkat ke Jerman untuk melihat tempat pembuatan piringan hitam, karena Dispbudpar Riau berencana mendokumentasikan sejarah dan budaya Riau, terutama sejarah dan budaya peninggalan Kerajaan Siak ke dalam piringan hitam.

Namun ketika dikonfirmasi, Said tidak pernah bisa dihubungi. Begitu juga saat datang ke kantornya, Said tidak pernah berada di tempat. "Bapak masuk Selasa, tapi kapan balik dari Jerman saya kurang tahu," kata salah satu staf di Disbudpar Riau yang minta tidak disebutkan namanya, Rabu (3/9/2014).

Bila benar rombongan Said Syarifuddin tersebut berjumlah belasan orang, maka biaya yang dihabiskan untuk kegiatan plesiran tersebut jelas sangat besar. Untuk biaya tiket pesawat saja sudah mencapai ratusan juta.

Sebab, harga satu tiket pesawat dari Jakarta ke Berlin, Jerman pergi-pulang, sekitar Rp17 juta (Garuda Indonesia). Selain itu, ada lagi biaya penginapan (hotel), konsumsi dan transportasi lokal.

Semakin lama di Jerman tentu biaya penginapan, konsumsi dan transportasi lokalnya semakin besar. Di luar itu, pasti ada uang saku untuk masing-masing anggota rombongan.

Secara tidak langsung, berarti Kadisbudpar Riau dan rombongan sudah 'mengangkangi' imbauan Gubernur Riau (Gubri), H Annas Maamun yang melarang para pejabat plesiran ke luar kota bahkan ke luar negeri.

Ditambah lagi biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Sementara dalam penerapannya, Gubri Annas Maamun selalu menginstruksikan bawahannya agar tetap fokus menjalani aktivitas di pemerintahan, jangan banyak keluar negeri.***