SELATPANJANG, GORIAU.COM - Pabrik es di Kampung Suak Mata Desa Selat Akar Kecamatan Tasik Putri Puyu Kabupaten Kepulun Meranti, akhirnya menjadi temuan dari pemeriksaan oleh Inspektoran Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia 31 Maret 2015 lalu. Hal itu dikarenakan pabrik yang dibangun dengan APBN 2012 tersebut tidak di kelola oleh kelompok Tunas baru Kampung Suak Mata Desa Selat Akar.


Atas temuan ini pula, pihak Inspektorat jenderal KKP mengintruksikan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten kepulauan Meranti untuk menindaklanjuti hasil pemeriksaan tersebut. Serta meminta DKP Kepuluan Meranti mencari kelompok lain untuk mengelola pabrik es itu.
Kepala Dinas Kelautn Dan Perikanan (DKP) Kabupten Kepulauan Meranti Drs Askandar, kepada wartawan, Kamis (16/4/2015) mengatakan hasil peninjauan langsung setelah jadi temuan itu nantinya akan dilaporkan ke Inspektorat KKP RI.
"Mendapat intruksi itu kita langsung ke lokasi. Hasil tinjauan ini akan kita laporkan," kata Askandar.
Dari pantau di lapangan, bagian dari fisik bangunan pabrik es tersebut sudah ada yang rusak bahkan sarana dan alat-alat pendukung lainya juga sudah rusak dan berkarat. Seperti, alat cetak es juga sudah rusak.
Sementara itu Sufiandi salah seorang oprator ,pabrik es tersebut yang juga merupakan anggota Kelompok Tunas Baru itu mengatakan, sejak dibangunnya pabrik tersebut baru dua kali dioperasikan yakni pada tahun 2012 dan 2013.
Waktu dioprasikan tahun 2012, hanya beberapa hari saja, karena keterbatasan modal pengoperasian pabrik es tersebut dihentikan dan baru dioperasikan kembali pada tahun 2013. Tahun 2013 juga mengalami hal yang sama dan akhirnya pengoperasian pabrik es tersebut kembali dihentikan dan sampai saat ini pabrik es tersebut tidak lagi beroperasi.
Selain itu kata Sufiandi, es yang dihasilkan itu juga tidak ada pembeli. Bahkan alat cetak nya sebnyaak 400 unit lebih hanya bisa bisa digunakan sekitar 200 lebih (50 persen), krena tempat pendingin ukurannya terbatas dan tidak bisa dicetak dengan jumlah alat cetak yang tersedia sekitar 400 lebih itu.
Selain itu, diakui Sufiandi, nelayan yang ada di Kampung Suak Mata tempat pembangunan pabrik tersebut tidak satu pun menggunakan es karena nelayan di sana tidak ada nelayan jaring, melainkan nelayan gumbang.
"Nelayan gumbang tidak mengunakn es , yang mengunakan es itu nelayan Jaring. Nelayan jaring yang ada di Bandul, Kudap dan beberapa derah lainnya mereka membeli es di Selatpanjang," sebutnya.
Saat Peninjuan ke lokasi pabrik es kemarin tidak dihadiri oleh ketua Kelompok Tunas Baru Hamzah dan Kepala Desa Selat Akar juga tampak saat kunjungan tersebut.(zal)