JAKARTA- Menpar Arief Yahya lagi-lagi mendapat penghargaan sebagai "Menteri Paling Inovatif 2016" Selasa, 24 Mei 2016 di studio RCTI Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Kali ini yang menyematkan award atas reputasi Mantan Dirut PT Telkom ini adalah iNews TV, salah satu group MNC itu dalam rangka HUT pertamanya. Dibingkai dengan acara iNews Maker Award 2016, acara yang live di iNews TV itu cukup mengundang perhatian publik.

Salah satunya adalah pertanyaan, apa yang membuat Arief Yahya berkali-kali diapresiasi oleh berbagai lembaga yang kredibel? Padahal sosoknya juga tidak kontroversial? Tidak menenggelamkan kapal? Juga hampir tidak pernah berpolemik atau saling menyerang dengan kementerian dan lembaga lain? iNews TV inilah yang menjawab, karena Arief Yahya tetap menjadi "news maker" dengan inovasi dan kreativitas marketingnya.

Dengan setelan batik merah tua, kombinasi kuning dan hitam, serta sepatu pantofel hitam, pria yang lahir di Banyuwangi 2 April 1961 itu tampil meyakinkan. Tidak banyak kata yang keluar dari mulutnya, karena baginya kata-kata yang paling dipercaya adalah karya nyata. "Seeing is believing!" prinsipnya. Kalau sudah melihat, ada hasilnya, orang baru percaya.

Inovasi apa yang memikat tim juri dan pemantau iNews TV yang berkantor di Kebun Sirih Jakpus itu? Ada tiga kategori besar yang bisa dilihat inovasinya yang mengubah banyak hal dan sangat fundamental di Kemenpar. "Kami ubah budaya birokrasi, menjadi budaya korporasi. Kami kelola kementerian ini menuju perusahaan kelas dunia," ucap Arief Yahya, dengan corporate culture 3S, solid, speed, dan smart.

Inovasi pertama ada di marketing atau pemasaran pariwisata. Jika bicara prestasi dunia, semua sudah dilewati, sudah direbut, dari level UNWTO - United Nation World Tourism Organisation (Badan Dunia PBB yang bergerak di pariwisata), WTTC, WEF, Halal Tourism di Abu Dhabi, ASEANTA negara-negara Asia Tenggara, semua disapu bersih. Semua mengalami kenaikan signifikan, bahkan di semua travel mart hingga April 2016 selalu menyabet juara.

Di Pemasaran, Arief Yahya menggunakan tiga strategi dasar. Strategi Promosi dengan BAS --Branding, Advertising, Sales--. Strategi media, menggunakan pola POSE, paid media, own media, social media dan endorser media. Strategi marketing dengan DOT, destinasi, originasi, time. Pertengahan tahun ini akan kejutan terobosan baru lagi, yang baru akan dilaunching sekitar Agustus 2016. Apa itu?

"Go Digital, bentuknya membangun platform Digital Market Place, satu program yang akan merevolusi marketing pariwisata Indonesia," kata Arief Yahya.

Satu terobosan lagi, yang bakal membawa gerbong Kementerian Pariwisata RI melompat menuju target super optimistic 20 juta di tahun 2019. "Saya ingin membuktikan bahwa More Digital More Personal, More Digital More Global, More Digital More Professional. Kami sudah belajar banyak dari apa yang dilakukan Australia, yang sudah memiliki platform ini, Travel X-change Austalia (TXA)," ungkap Arief yang selalu menggunakan benchmarking dengan sukses dari negara lain.

Inovasi kedua adalah pengembangan destinasi dan industri pariwisata, konkretnya adalah peluncuran 10 Top Destinasi Prioritas. Arief Yahya sering menyebut 10 Bali Baru, 10 tujuan wisata yang dibangun sekelas Bali, ikon pariwisata nasional. Ke-10 destinasi unggulan itu adalah Danau Toba Sumut, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur Jawa Tengah, Bromo Tengger Semeru Jatim, Mandalika Lombok, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara.

Inivasi ketiga adalah pengembangan SDM dan kelembagaan. Di SDM akan ada sertifikasi kepariwisataan dengan target 500 ribu orang. Dan ada visa fasilitation, dengan membebaskan Visa untuk 169 negara. "Deregulasi dengan Visa Free ini akan membuat wisman lebih gampang untuk masuk ke tanah air, tanpa harus mengurus administrasi yang panjang untuk berwisata," kata dia. (*/dnl)