SIAK SRI INDRAPURA, GORIAU.COM - Ketua Gerakan Mahasiswa Peduli Siak Gusfahmi Romaizar ‎mendesak Pemkab Siak untuk menyelesaikan proyek pembangunan PLTU di Belantik, Kecamatan Mempura. Karena terbengkalai, saat ini kondisi besi-besi sudah berkarat dan tidak terawat.

"Sudah ada sekitar Rp70 miliar uang rakyat habis, tapi kenyataannya PLTU itu tak bisa dimanfaatkan. Kita desak Pemkab selesaikan proyek itu agar krisis listrik di Siak bisa diatasi," kata Gusfahmi, saat menghadiri hearing dengan anggota DPRD Siak dan Kepala PLN Rayon Siak, Selasa (9/6/2015).

Secara fisik, lanjut Fahmi, proyek PLTU itu sudah dikerjakan sekitar 56 persen. Namun, Pemkab Siak tidak meanjutkan pembangunan dan membiarkan terbengkalai sehingga hanya menghabiskan dana APBD.

"Apakah pemerintahan sekarang tidak melanjutkan proyek pemerintahan sebelumnya. Apakah dibiarkan saja, harusnya diaudit," ujarnya.

Selain itu, mahasiswa juga mempertanyakan PLTG di Sungai Rawa. Sebab, hingga saat ini, PLTG itu belum difungsikan. Sedangkan gas sudah tersedia sejak tahun 2014 lalu.

Kepala PLN Rayon Siak Adrian Sitompul tampak pasrah dengan kejelasan mahasiswa. Ia dituntut mahasiswa harus dicopot dari jabatannya‎. Bahkan, ia menyuruh mahasiswa menyurati PLN untuk memberhentikannya sebagai GM PLN Siak."Silahkan dibuat surat untuk pergantian saya, ya tidak apa-apa," katanya.

Terkait PLTU dan PLTG juga tidak dijelaskannya. Alasannya, pihaknya di Siak hanya sebagai pekerja saja.  "Itu bukan domain kita, karena ada yang lebih tinggi dari kita. PLTG, jaringan sudah siap. Kita hanya menunggu perintah, baru bisa kerja," jelasnya.

‎‎‎Saat ini, beban puncak listrik di Siak mencapai 9,8 MW. Sedangkan daya yang kontrak PLN dari PT Power Makmur dan PT Bangun Perkasa hanya 10 MW. Sehingga, belum ada penambahan daya untuk bisa menerangi sejumlah daerah yang belum menikmati listrik di Siak.(nal)