SELATPANJANG - Aktivitas sekelompok pemuda Belitung Kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, perlu diberikan apresiasi dan ditiru. Pasalnya, mereka berani menyalurkan ide-idenya untuk mengolah sampah bekas agar bernilai ekonomis.

Sebagaimana diceritakan Ketua Bank Sampah Mandiri Kecamatan Merbau M Haqqi, Minggu (10/4/2016). Menurut M Haqqi, Bank Sampah itu mereka dirikan pada tanggal 2 Januari 2016 lalu, beranggotakan beberapa pemuda diantaranya Zulfahren SIp selaku sekretaris, Anda Lubis selaku Bendaraha, serta Candra, Rian, dan Wandi selaku anggota.

Menurut M Haqqi, mereka merasa prihatin dengan permasalahan yang hampir terjadi di tiap daerah, yaitu penumpukan sampah dari rumah tangga. Hingga saat ini pula, belum ada pengolahan sampah secara langsung terutama pada sampah non organik seperti plastik dan kertas bekas. Sementara, ditambahkan M Haqqi, kalau diolah dengan benar, sampah-sampah non organik itu bisa bernilai ekonomis dan membantu penghasilan dalam kehidupan sehari-hari.

"Itulah salah satu alasan kami mendirikan Bank Sampah ini," ujar M Haqqi.

Kata M Haqqi juga, mereka berharap apa yang dikerjakan sekelompok warga Belitung ini bisa pula dikembangkan di daerah lain. Sebab, dengan sampah-sampah plastik yang dikumpul, telah banyak menghasilkan barang-barang yang bisa dijual seperti mainan kunci, bunga hiasan rumah, sampan layar dari karton dan beberapa barang lain. "Kebetulan ada pemuda kita yang kemarin tersandung kasus hukum. Itu kita rangkul di Bank Sampah, karena dia punya kelebihan dalam hal mengolah barang-barang bekas. Selain menciptakan barang-barang dari plastik bekas, Ia juga mengajarkan cara membuat mainan kunci kepada anggota yang lain," ujar M Haqqi juga.

Sementara itu, perjalanan Bank Sampah Mandiri Belitung ini setidaknya telah memberikan dampak positif. Hal itu terbukti dengan mulai tumbuhnya kesadaran warga untuk mengumpulkan sampah-sampah dan menjualnya ke tempat penampungan (Bank Sampah). Meski tidak semahal barang lain, setidaknya dari sampah yang semula dibakar begitu saja, setidaknya telah mampu memberikan nilai rupiah langsung kepada masyarakat.

"Awalnya kita mencari sendiri sampah-sampah sampai ke belakang rumah warga. Tapi sekarang sudah banyak warga yang mengantar sendiri sampah-sampah yang mereka kumpul sehari-hari. Itu akan kita bayar sesuai beratnya," kata M Haqqi lagi.

"Kita ingin menggugah kesadaran masyarakat. Mereka harus menyadari bahwa apa yang selama ini dibuang begitu saja ternyata bisa menghasilkan uang kalau diolah dengan benar," tambah M Haqqi lagi.

Sementara itu, salah seorang warga Belitung lainnya, Mbah Weldy Belitung, menanggapi dengan baik apa yang telah diupayakan sekelompok pemuda tersebut. Menurut laki-laki yang akrab dipanggil Mbah Wewe ini, ada dampak positif yang sangat nyata dari Bank Sampah. "Contohnya pada anak saya. Kalau dulu bungkusan kerupuk yang habis dimakan dibuang begitu saja, sekarang sudah dikumpulnya. Selain akan membuat daerah bersih, bungkusan kerupuk itu bisa dibuat bermacam-macam barang olahan," kata Mbah Wewe.

Mbah Wewe juga berharap, ada pihak-pihak lain yang mendukung penuh dari apa yang dilakukan pemuda ini, seperti di dinas terkait yang menangani masalah sampah. Setidaknya, dengan berdirinya Bank Sampah di suatu tempat, itu akan mengurangi debit sampah yang dihasilkan dari rumah tangga. "Berilah mereka pelatihan-pelatihan sehingga karya mereka lebih baik. Kedepan, ini juga bisa ditiru oleh pemuda lainnya," ungkap Mbah Wewe lagi. (*/zal)