PEKANBARU, GORIAU.COM - Tiga orang petinggi lembaga penegakan hukum Indonesia, menggelar pertemuan tertutup, di Hotel Pangeran, Pekanbaru, Riau, Selasa (25/8/2015) siang. Mereka adalah Jaksa Agung M Prasetyo, Ketua KPK sementara Taufiequrachman Ruki serta Kapolri, Jenderal Badrodin Haiti.


Tiga orang petinggi ini berkumpul untuk mengikuti pelatihan bersama aparat penegak hukum Tahun 2015 yang berlangsung tertutup, dan terlaksana sejak Senin (24/8/2015) hingga Jumat (28/8/2015). Selain mereka, juga hadir Kepala BPKP Ardan Adiperdana, Ketua BPK Harry Azhar Azis, serta kepala PPATK M Yusuf.


"Secara institusi tidak ada (konflik diantara KPK, Polri dan Kejaksaan,red), ibarat pepatah, piring dalam satu rak aja ada gesekan. Jadi itu biasa. Koordinasi selalu kita lakukan dalam bentuk komunikasi intens," ujar Ketua KPK sementara, Taufiequrachman Ruki, saat jumpa Pers, Selasa siang.


Statemen itu sekaligus menepis adanya gesekan diantara tiga lembaga penegakan hukum ini, yang sempat memanas belakangan. "Yang penting ada pemahaman, tidak dalam kontek kongkalikong, kalau ada masalah di Jaksa saya tinggal telepon, gitu juga Kapolri, itu bisa kita lakukan dengan keterbukaan," jawabnya.


Sementara itu, Jaksa Agung RI, M Prasetyo menjelaskan, bahwa ini sebagai langkah pemberantasan korupsi, yang tentunya memerlukan sinergitas tiga lembaga. "Kita perlu sinkronisasi dan sinergitas agar penanganan korupsi bisa dipertanggungjawabkan," sambungnya.


"Kejaksaan Agung akan segera membuat program pengawalan pengamanan dengan membentuk tim pengawal dan pengamanan pemerintahan, yang nantinya fokus pada pencegahan korupsi, dengan tagline Akur, ayo kawal uang rakyat," ujar M Prasetyo.


Sedangkan Kapolri, Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, bahwa hal ini sangat tepat dilakukan, dimana masing-masing institusi dapat memberikan hasil maksimal terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia. "Kita dukung sepenuhnya. Karena peran penegakan hukum kepolisian juga sangat banyak, termasuk mengungkap kasus korupsi," tukasnya. (Had)