BENGKALIS, GORIAU.COM - Hasil penilaian tahap dua untuk kota kecil terbersih se-Provinsi Riau, Kota Bengkalis masih menempati urutan pertama. Bengkalis mengumpulkan 73,86 poin, unggul di atas Siak yang mengumpulkan 73,34 poin.

“Masih ada beberapa titik kelemahan dan itu harus kita benahi segera menjelang penilaian tahap akhir pada bulan Maret mendatang. Jika titik kelemahan itu tidak kita benahi, bukan mustahil posisi terbaik akan direbut oleh Kabupaten Siak Sri Indrapura, apatah lagi jarak nilai itu hanya koma saja,” ujar Asisten II Setkab Bengkalis, H Arianto saat memaparkan hasil penilaian akhir di lantai IV Kantor Bupati, Senin (18/2/2013).

Menjadi tanggungjawab bersama untuk memperbaiki segala kekurangan. Tidak hanya dibebankan kepada dinas Pasar dan Kebersihan yang memang menjadi leading program Adipura, tapi semua sektor harus bergerak. “Masyarakatnya, sekolah, perkantoran dan wilayah-wilayah yang menjadi titik penilaian,” sambung Arianto.

Ada beberapa titik yang harus mendapat perhatian. Pertamam, untuk areal perumahan Jalan Pembangunan. Hasil penilaian tahap dua, di wilayah tersebut hanya mengantongi 68,64 nilai. Beberapa titik yang perlu diperbaiki adalah perlunya pembuatan pupuk kompos, tidak ada lagi pembakaran di pemumikan, penanaman pohon dan lainnya.

Sementara untuk perumahan Kebun Kapas meraih nilai 67,47, perumahan Kampung Tengah 60,53, perumahan Cik Mas Ayu dan beberapa titk penilaian lainnya. “Rata-rata titik kelemahan kita pada penanganan sampah, drainase yang kotor, pohon pelindung dan lainnya. Mohon ini menjadi perhatian bersama terutama mereka yang menjadi leading di areal masing-masing,” pinta Arianto lagi.

Sedangkan untuk jalan seperti kawasan Jalan Kartini dan Sulthan Syarif Kasim meraih nilai tertinggi 78,00. Sedangkan Jalan Sudirman, Pramuka, Antara, Diponegoro dan A Yani masing-masing berkisar 73,17 hingga 75,25. “Jalan Diponegoro nilainya masih sangat rendah. Banyaknya grobak jualan dan lainnya yang ditinggalkan di sekitar jalan itu, menjadi salah satu faktor rendahnya penilaian yang diberikan. Sekali lagi, hendaknya ini menjadi perhatian kiat bersama,” paparnya.

Selain itu, ada enam perkantoran yang menjadi titik penilaian. Kantor Insfektorat dan BKD masih menempati urutan pertama dengan nilai 76,27. Sementara kantor DPRD berada diurutan kedua 75,80, BPMPD 75,53. “Persoalan penanganan sampah dan kompos tampaknya menjadi syarat penting untuk memperoleh nilai tinggi. Mohon hal ini diperhatikan dan jika memang sudah ada penanganan sampahnya hendaknya ditingkatkan lagi,” imbuhnya.

Ditambahkan, untuk lingkungan sekolah, setidaknya 12 unit sekolah yang menjadi penilaian tim Adipura. Selain soal penanganan sampah, dilarang memerun atau membakar sampah di sekitar sekolah, kerajinan para siswa dari bahan bekas juga menjadi penilaian tersendiri. Untuk itu, sesuai hasil penilaian, diharapkan setiap lokal/kelas memiliki hasil kerajinan dari bahan bekas.

Secara rinci nilai yang diperoleh SMP 4 74,33 poin, SD 12 75,86, SMA 1 75,31, SMP 2 74,60, SMA 2 75,21, SD 50 76,05, dan SD 1 75,74. ”Untuk para kepala sekolah, mohon ini menjadi perhatian. Jika sudah ada penanganan sampah dan komposnya diharap lebih doitingkatkan lagi,” pinta Arianto.

Asisten II sempat sedikti kecewa ketika mengetahui sejumlah perwakilan SKPD tidak hadir dalam pertemuan tersebut. “Kehadiran kita hari ini juga menjadi bahan penilaian, ini membuktikan komitmen kita mendukung program Adipura,” tegasnya. (jfk)