PEKANBARU, GORIAU.COM - Rencana Presiden RI, Joko Widodo untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dinilai bukan solusi untuk mengatasi defisit APBN. Jika itu dilakukan, sebaiknya Indonesia tak perlu lagi punya presiden dan menteri karena kalau itu yang dilakukan, orang biasa pun bisa.

Demikian dikatakan mantan Menteri Keuangan DR Rizal Ramli pada sarasehan Anak Negeri Jilid II: Indonesia Siap Sambut Presiden RI ke-7, Benahi Tata Kelola Migas yang dilaksanakan di Universitas Riau, Sabtu (11/10/2014).

Kegiatan ini dilaksanakan untuk menyikapi rencana kenaikan BBM yang akan dilakukan oleh Presiden RI ke-7, Joko Widodo. Selain Rizal Ramli juga hadir pengamat perminyakan Ir Marwan Batubara, Msc, pengamat perminyakan Riau, Ir Agung Marsudi.

''Jika solusi yang ditawarkan pemerintah dalam mengatasi defisit APBN adalah menaikkan harga BBM maka tidak usah jadi presiden, tidak usah jadi menteri, orang biasa pun bisa melakukan itu,'' ujar Rizal.

Dikatakan Rizal, pemerintah harus melakukan revaluasi asset BUMN sehingga akan ada pertambahan nilai asset kemudian masukan ke dalam modal dan Indonesia harus mau memiliki kilang minyak sendiri. Sebab, jika hal tersebut dilakukan, Indonesia tidak perlu lagi membagi hasil dengan negara asing.

''Indonesia ini bukannya tidak mampu memiliki kilang minyak sendiri, tetapi ada permainan politik disana, sehingga kita Indonesia terus saja mengolah minyaknya diluar, akhirnya minyak kita tidak memenuhi kebutuhan,'' ujarnya.

Sementara itu Marwan Batubara memberi solusi untuk perbaikan pengelolaan Migas di Indonesia. Menurutnya, pemerintah harus menetapkan visi dan kebijakan ketahanan dan kemandirian SDA dan energi sebagai prioritas politik negara, kemudian menyusun road map dan blue print pengembangan energi nasional, termasuk target bauran energi, secara komprehensif sesuai KEN yang baru, serta melaksanakan program pengembangan energi guna mencapai target bauran energi sesuai KEN dengan cara penggunaan EBT dan produksi BBN secara massif, penggunaan BBG untuk transportasi, pemanfaatan panas bumi dan solar sel untuk energi listrik, serta peningkatan efisiensi penggunaan energi. (rls)