BENGKALIS, GORIAU.COM - SMA Negeri 5 Ketamputih, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Riau, kini punya geng yang seluruh anggotanya perempuan. Hebatnya, geng motor cewek ini juga bisa melakukan aksi kekerasan seperti yang dilakukan terhadap Selvi (17), siswi Kelas X 3 SMA Negeri 5.

Penyebabnya gara-gara Selvi dituduh mencuri cermin rias wajah. Penganiayaan terjadi di salah satu ruang kelas di sekolah itu. Akibat pengeroyokan teman-temannya, Selvi mengalami luka lebam cukup parah di bagian wajah sebelah kiri, pusing dan mual-mual sehingga harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

Selvi didampingi orangtuanya Ahmad (68), melaporkan kejadian yang dialaminya ke Kantor Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Bengkalis, Selasa (26/2/2013). Sebelumnya ia juga sempat melaporkan kasus penganiayaan yang menimpa ke Polsek Bengkalis.

"Anak saya diperlakukan tidak wajar oleh teman-temannya perempuan di sekolah, Sabtu pekan lalu. Kami keberatan adanya pengeroyokan seperti ini. Anak saya jadi tidak bisa sekolah dan terus mengeluh kesakitan di kepala setelah dipukuli. Makanya saya melapor ke sini (P2TP2A),” ujar Ahmad.

Menurut pengakuan Selvi, penganiayaan terjadi di dalam ruang kelas X II. Sekitar pukul 11.00 WIB, ia melintas di depan teman-teman perempuannya dari kelas X II yang dikenal sebagai anggota geng pelajar putri di sekolah tersebut. Geng itu dimotori seorang murid dan menghina Selvi sebagai pencuri cermin.

Karena cemoohon tersebut Selvi meminta agar tidak diulang karena ia tidak merasa mengambil hak siapapun. Karena cermin rias yang dibawanya adalah cermin miliknya sendiri selayaknya seorang anak perempuan.

"Mereka marah dan menarik saya ke dalam kelas. Agar tidak bisa melawan saya dipegangi lalu ditinju habis-habisan di wajah dan sampai saya lemas di lantai,” cerita Selvi.

Selvi tidak bisa melawan karena dikeroyok 6 orang. Para siswa yang berada di ruang kelas dan teman-teman Selvi tidak bisa berbuat banyak. Mereka takut semua, baik yang cewek maupun yang cowok.

Pihak P2TP2A berjanji segera menindaklanjuti kasus “premanisme” di sekolah yang menumpa Selvi ini. “Kita berupaya berkonsultasi di pihak Polsek Bengkalis karena kasus ini juga sudah dilaporkan ke sana guna untuk mengetahui sejauh apa perkembangannya. Kemudian kita juga akan melakukan invenstigasi ke sekolah,” ungkap Ketua P2TP2A, Eli Kusumawati Heru. (jfk)