PEKANBARU, GORIAU.COM - Dinas Perkebunan Provinsi Riau mengembangkan perkebunan rakyat diselaraskan dengan keunggulan subsektor perkebunan kabupaten tersebut. Keunggulan lokal yang dimaksud adalah pengembangan subsektor perkebunan berbasiskan kepada budaya kerja dan sumber mata pencaharian utama keseharian masyarakat tempatan.

Hal itu dimaksud agar masyarakat akan lebih mudah mengembangkan subsektor perkebunan tersebut karena mereka telah turun temurun bekerja dan hidup dari hasil perkebunan tersebut.

Demikian diungkapkan oleh Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Drs H Zulher MS, saat dihubungi pada Minggu (20/7) siang.

''Kita ingin menjaga perkebunan berbasiskan kepada keunggulan lokal terus berkembang. Kita tidak ingin suatu saat, subsektor perkebunan yang menjadi ciri khas suatu daerah hilang karena masyarakat lebih tertarik kepada subsektor perkebunan yang lainnya atau jenis usaha yang lainnya ataupun perhatian dari pemerintah yang masih minim,'' ujar Zulher.

Zulher mencontohkan, seperti di Indragir Hilir (Inhil) yang masyarakatnya pada umumnya berkebun kelapa maka Disbun Riau akan mengembangkan tanaman kelapa di Kabupaten tersebut. Dan juga seperti Kabupaten Kepulauan Meranti yang banyak sagu dan kopi maka Disbun Riau akan mengembangkan tanaman sagu dan pengolahan kopi ataupun di Kabupaten Inhu yang produksi Kakao/coklatnya dan karetnya yang luar biasa akan terus dikembangkan.

Adapun bantuan yang telah ditetapkan oleh Disbun Riau yang akan diberikan kepada masyarakat kurang mampu yaitu peremajaan Tanaman Karet seluas 2.000 Hektar, pengembangan tanaman kenaf seluas 1.030 hektar, peremajaan tanaman kelapa sawit seluas 210 hektar, peremajaan kelapa seluas 100 hektar, tanaman sagu seluas 800 hektar, gaharu seluas 30 hektar, nilam seluas 30 hektar, perluasan kebun karet 580 hektar, pengembangan tanaman kakao dan penyediaan alat pengolahan kopi.

Zulher menerangkan bahwa usulan untuk tahun 2014 ini berdasarkan usulan Disbun Kabupaten/kota pada saat Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) yang dilaksanakan tahun 2013 lalu.

''Memang anggaran yang kita miliki untuk mengembangkan subsektor perkebunan ini tidak banyak, namun kita terus berupaya agar program itu tepat sasaran,'' tambah Zulher. (rls)