PANGKALAN KERINCI, GORIAU.COM - Dinilai arogan dan meresahkan warga setempat dengan tindakannya yang tempramen, ratusan warga Bandar Petalangan pada Minggu malam (31/3/2013), mendatangi rumah kediaman Bidan Lenny yang juga adalah istri dari DM, akhirnya DM, oknum dari kesatuan Polisi Militer yang berdinas di Pekanbaru, sepakat melakukan perdamaian pasca bersiteru dengan masyarakat Kelurahan Sorek Satu.

Aksi spontan ratusan warga dipicu karena tindakan sang oknum pengayom masyarakat itu dinilai berlebihan. Kemudian pada Senin (1/2/2013) kemarin, diadakan pertemuan yang bertempat di Markas Koramil 04 Pangkalan Kuras guna menemukan solusinya. Dalam pertemuan yang dimediasi oleh Danramil Pangkalan Kuras itu, tampak hadir oknum PM, Lurah Sorek Satu Syofyan, Ketua RW setempat sekaligus anggota DPRD Pelalawan Abdul Muzakir, Tarmizi tokoh masyarakat, serta Sekretaris Lembaga Adat Petalangan Kabupaten Pelalawan, Nasaruddin US.

Menurut Sekretaris LAP, Nasaruddin US, dari pertemuan beberapa tokoh masyarakat itu dihasilkan suatu keputusan bersama, yakni perselisihan kedua belah pihak sepakat diakhiri. Namun akibat perbuatannya, oknum PM diberikan sangsi adat, dan masyarakat setempat dan oknum PM akan kembali merajut tali silahturahmi yang sempat terkoyak. Sedangkan proses hukum terhadap pelaku pencurian sepeda motor oknum PM, silahkan aparat penegak hukum yang mengungkapnya.

"Semua telah sepakat bahwasanya penyelesaiannya kita semua akan duduk bersama untuk saling memaafkan. Apalagi mengingat, kejadian Minggu malam kemarin masih berada dalam kawasan Petalangan, kita berinisiatif melakukan perdamaian kedua belah pihak. Intinya, oknum PM kita berlakukan sangsi adat, karena dinilai telah melanggar etika di Petalangan ini. Pada pertemuan itu yang bersangkutan juga mengakui kesalahannya dan sepakat untuk memperbaiki silahturahmi dengan masyarakat sekitar," ungkap Nasaruddin.

Ditegaskan anggota KPUD Pelalawan ini, bahwa persoalan yang terjadi antara masyarakat dengan oknum PM tidak ada kaitannya dengan ras atau etnis. Soalnya, saat ini beredar isu bahwa ini adalah persolan suku atau etnis.

"Disini saya tegaskan, kawasan Petalangan ini dihuni oleh berbagai etnis dan suku, semuanya adalah sama. Sejauh ini dengan latar belakang warna dan etnis yang berbeda, semuanya hidup berdampingan dengan rukun dan damai," tandasnya.

Sementara itu, Komandan Koramil (Danramil) 04 Pangkalan Kuras, Kapten Infanteri Suwito, membenarkan bahwa perselisihan masyarakat setempat dengan oknum PM telah dilakukan mediasi di Markasnya. Sejauh ini kedua belah pihak telah sepakat untuk berdamai. Diakuinya bahwa tindakan tempramen yang sering dilakukan oleh oknum DM, sangat tidak mencerminkan seorang prajurit sejati. Bahkan, imbuhnya, tindakan arogansi yang acap dipertontonkan didepan umum, sangat bertentangan dengan sumpah prajurit.

"Saya secara pribadi juga telah memberikan nasehat-nasehat kepadanya. Dengan status kita sebagai aparat, tentunya bisa melindungi masyarakat, bukan malah menyakiti rakyat. Apalagi dia (DM) berada diwilayah Koramil 04 Pangkalan Kuras ini, setidaknya bisa memberikan kesan yang baik terhadap masyarakat," ujarnya.

Saat ditanyai sangsi disiplin apa yang diberikan kepada DM, Suwito menegaskan, bahwa yang bersangkutan secara wilayah diakui berada dalam wilayah Koramil 04 Pangkalan Kuras. Hanya saja, menurut Suwito, yang bersangkutan bukan anggotanya.

"Untuk sangsi disiplin atas perbuatannya yang dinilai telah meresahkan masyarakat, pihak Koramil tidak berkewenangan. Soalnya, dia adalah kesatuan POM di Pekanbaru. Hanya komandan yang di Pekanbaru yang berkewenangan dalam memberikan sangsinya. Kendati demikian, kita juga telah sampaikan kepada POM Pekanbaru atas tindakan anggotanya yang semena-mena itu. Untuk lebih rincinya, silahkan rekan media langsung konfirmasi ke POM Pekanbaru," terang Kapten Suwito pada sejumlah media di Pangkalan Kerinci, Selasa (2/4).

Terpisah, Ketua RW Mulya Baru, Kelurahan Sorek Satu yang juga menjabat sebagai anggota DPRD Pelalawan, Abdul Muzakir, mengatakan bahwa kemarahan ratusan warga pada Minggu malam adalah akumulasi yang telah memuncak atas arogansi seorang aparat. Semestinya, siapa pun yang bermukim di permukaan bumi ini, dari kalangan pejabat, tentara dan sebagainya, pada kakekatnya semua adalah insan yang sama.

"Artinya, tidak ada Polisi Militer atau apa pun, semuanya harus membaur menjadi satu. Ke Bhinneka Tunggal Ika-an itu harus terus dijaga. Karena itu, pasca Persoalan ini maka diharapkan jalinan silahturahmi bisa kembali terajut sehingga suasana bisa menjadi rukun dan kondusif. Jika dia merasa kuat dan berani, gunakan untuk membela dan pelapis dada masyarakat. Jika dia cerdik dan pintar, mari gunakan sebagai penyambung lidah. Pada intinya, mari semua pihak dari kalangan mana pun, secara bersama-sama membangun negeri ini, kita torehkan dengan semangat kebersamaan untuk membangun negeri yang kita cintai ini," beber anggota Komisi A DPRD Pelalwan itu.

Perselisihan masyarakat setempat dengan oknum PM yang berujung kediamannya diserbu massa pada Minggu malam itu berawal saat DM menuduh pemuda yang tinggal di lapangan bola, telah mencuri sepeda motor miliknya (Minggu sore) yang terparkir di depan klinik persalinan Bidan Lenny.

Tidak terima dirinya dituduh maling, DM yang mengenali ciri-ciri pelaku pencurian itu, seketika melakukan pencarian ke rumah yang disangka pelakunya. Namun, sesampai DM ke rumah pelaku yang dicurigai itu tidak ada ditempat, kemudian dengan bersikap kasar DM menyeret ibu tersangka ke rumahnya untuk dimintai keterangan. Celakanya, DM yang bertindak bak Koboy itu, tanpa ada rasa hormat dan sopan santun serta menyalahi etika saat bertamu ke rumah orang lain, DM memasuki rumah anak yang diduga pelaku pencurian sepeda motornya itu dan menyeret ibu dari pelaku pencurian sepeda motornya.

Hal itulah yang memicu kemarahan masyarakat sekitar. Terlebih lagi, menurut warga setempat, DM acap kali menunjukan kekasarannya, dan selalu berujung melakukan tindakkan kekerasan kepada warga. Aksi spontanitas ratusan bahkan ribuan massa pada Minggu malam tersebut merupakan akumulatif kekecewaan masyarakat kepada DM.

Kapolsek Pangkalan Kuras, Kompol Imam Seno melalui Kanit Reskrim Ipda Syeh Syarif, mengungkapkan, bahwa pelaku yang dituduh oleh oknum PM, pada Minggu malam itu langsung diamankan ke Polsek Pangkalan Kuras untuk dimintai keterangannya.

"Untuk sementara, pelaku yang dituding belum kita lakukan penahan. Hanya saja, saat ini terduga tetap kita kenakan wajib lapor ke Polsek. Pasalnya, hingga kini kita belum menemukan adanya saksi yang menguatkan terduga sebagai pelaku pencurian sepeda motor milik oknum PM tersebut. Kendati demikian, kita terus melakukan Lidik dan mendalami kasus itu. Jika ada perkembangannya, kita akan sampaikan kepada rekan media," tutupnya. (ilm)