PEKANBARU - Kunjungan enam guru Singapura dalam program Penyerapan Guru Kanan 2016 tajaan Pusat Budaya Melayu Kementerian Pendidikan Singapura bekerjasama Lembaga Adat Melayu Riau meninggalkan kesan unik dan menarik.

Adalah cerita Plt Ketua Kerapatan Adat Melayu Riau OK. Nizami Jamil yang tampil sebagai pemateri menjelaskan model selembayung rumah adat Melayu Riau.

"Saya katakan Selembayung itu sama dengan burung balam. Tapi bukannya tambah jelas, para guru Singapura malah balik bertanya, burung balam itu seperti apa. Ternyata warga Singapura sudah tak pernah berjumpa burung balam," kata mantan Kepala Taman Budaya Riau saat menyampaikan salam perpisahan di Balai Adat Melayu Riau, Selasa(31/5/2016).

Burung balam, lanjutnya, adalah fauna yang seiring sejalan saat situasi apapun. Begitulah makna yang terkandung pada selembayang yang saling bertaut sebagai ciri masyarakat Melayu Riau yang senasib sependeritaan.

"Singapura sudah terlalu maju sehingga jangankan burung balam, rumah adat pun sudah tidak ada. Karena itu pesan saya mudahan-mudahan apa yang dapat dari sini pergunakanlah untuk membangun budaya Melayu di sana sebagai akar budaya kita. Paling tidak anak didik di sana harus tahu dengan rumah adat Melayu," ucap Nizami Jamil. ***