PEKANBARU, GORIAU.COM - Perdagangan CPO di pasar global masih fluktuatif hingga bulan pertama tahun 2015 yang diakibatkan oleh masih sengitnya persaingan antara minyak kelapa sawit dan minyak nabati lainnya yang bersumber dari bunga matahari, kedelai, jagung atau lainnya.

Berfluktuasinya harga TBS ini tidak terlalu dipermasalahkan oleh Kadisbun Riau, Drs H Zulher MS, saat ditemui diruangannya, Selasa (27/1/2015). Menurutnya perdagangan CPO termasuk salah satu sektor perdagangan yang cukup cair dan mudah mengalami fluktuasi.

''Perdagangan CPO sangat mudah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Namun, harga CPO di pasar global mudah naik dan mudah juga turunnya. Untuk itu kita jangan khawatir, contohnya di Riau, 3 pekan pertama Januari ini harga TBS naik, namun pada pekan ke-4 ini harga TBS turun. Dan bisa jadi pada pekan selanjutnya harga kembali naik,'' ujar Zulher.

Berfluktuasinya harga TBS ini tidak saja dirasakan oleh Provinsi Riau maupun Indonesia. Negara penghasil terbesar kedua yaitu Malaysia ikut terkena imbasnya. Harga CPO untuk kontrak April turun sebesar 26 ringgit menjadi 2.204 ringgit per ton. Sedangkan harga CPO di ICDX untuk kontrak Februari mengalmi penurunan sebesar Rp 140 menjadi Rp 7.650/kg. Akibat lesunya harga pasar global, ekspor CPO Malaysia mengalami penurunan sebesar 22,9 persen menjadi hanya 7-2.581 ton per tanggal 20 Januari 2015. (rls)