SELATPANJANG, GORIAU.COM - Beras untuk orang miskin (Raskin) dari Pemerintah telah disalurkan di beberapa daerah di Kepulauan Meranti, Riau. Tapi tidak sedikit masyarakat mendapatkan beras yang tak layak dikonsumsi.


Seperti yang terlihat di Semukut Kecamatan Pulau Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti, Senin (23/6/2014) siang. Salah seorang perempuan tua sedang membersihkan raskin yang baru saja Ia ambil, dari gabah, batu, bahkan dari bongkahan beras yang menyatu dan berjamur.
Beras-beras ini tidak bisa dikonsumsi. Beras itu terlihat seperti batu, kondisinya sudah mengeluarkan jamur dan bekapuk. Berdasarkan cerita-cerita masyarakat setempat, kuat dugaan beras-beras ini pernah basah atau terendam air sebelum disalurkan ke masyarakat. Sehingga menyebabkan raskin itu berjamur dan berbau apek.
"Tidak bisa dikonsumsi. Jadi jika mau dimasak, maka harus di pilih dulu. Kami tak tahu bisa berasnya begini. Karena dibagian permukaan berasnya tampak baik, namun di bagian bawah beras ini menggumpal, dan kami terpaksa harus memilih, agar bisa dimasak dan dikonsumsi," katanya ketika berbincang dengan wartawan.
Kepala Bagian ekonomi Setdakab Kepulauan Meranti, Agusyanto SE MSi saat dikonfirmasi Senin itu mengaku sedang mengikuti rapat dan tidak mengetahui tentang kejadian ini. Bahkan dirinya belum menerima laporan terkait adanya beras yang berkapuk dan menggumpal.
"Saya belum terima laporan. Nanti coba saya cek lagi kebenarannya," sebut Agusyanto singkat.
Berbeda dengan Kecamatan Tebingtinggi Timur (3T) meski sempat menemukan beras berkapuk, mengeras, dan berjamur, tapi beras-beras itu tidak dibagikan ke masyarakat tetapi ditarik kembali oleh pihak kecamatan.
"Beras yang kurang bagus, kebetulan ada beras yang basah tidak dikasih ke desa, itu musibah. Kerugian yang disebabkan basah itu ditanggung pihak kapal dan kecamatan," ungkap Sekcam 3T Husni Jamal ketika dikonfirmasi terkait temuan Raskin berwarna kuning dan berbau apek, Kamis (19/6/2014) yang lalu.(zal)