PEKANBARU - Penghuni Panti Sosial Trinawerda secara kesulurahan adalah para lanjut usia (lansia) dan orang tua Jompo yang ditampung Dinas Sosial Provinsi Riau, saat ini dalam kondisi yang menyedihkan, bahkan 80 persennya sedang mengalami gangguan kesehatan.

Dari pantauan GoRiau.com, rata-rata penghuni panti mengeluhkan beberapa penyakit dari mulai demam, sakit pegal-pegal dan ada beberapa yang terpaksa dirawat ke Klinik yang ada didalam Panti, karena mengalami penyakit yang harus mendapat perawatan secara Intensif.

Kepala Dinas Sosial Provinsi Riau Syarifuddin, melalui Kepala Unit Pelaksan Teknis Panti Sosial Trinawerda Riau Anida Asfarina mengatakan, saat ini memang masih ada beberapa kendala dalam hal menangani penghuni Panti, terutama bagi penderita penyakit dalam.

"Pelayanan terhadap penghuni panti yang menderita sakit seperti jantung, ginjal dan paru-paru, saat ini masih mengalami beberapa kendala, karena klinik yang ada didalam Panti hanya bersifat penanganan sementara dan penyakit ringan. Adapun kendala lainya adalah terbenturnya dengan peraturan BPJS yang baru, karena rujukan bagi penghuni panti yang mengidap penyakit dalam, harus dibawa ke Rumah Sakit Petala Bumi, sedangkan untuk di RSUD hanya menerima pasien Panti yang non penyakit dalam," ceritanya kepada GoRiau.com, Selasa (17/11/2015) di ruang kerjanya.

Anida Asfarina berharap, agar Dinas Sosial segera melakukan perjanjian MOU dengan Dinas Kesehatan Provinsi Riau, terkait pasien Panti yang akan dirujuk ke Rumah Sakit. Setelah tercapainya kesepakatan tersebut, dirinya berharap tidak ada lagi kendala bagi pasien Panti yang akan dirujuk ke RS Petala Bumi Pekanbaru.

"Usia penghuni panti ini rata-rata sudah 50 tahun keatas, kalau harus mengikuti program BPJS kendalanya adalah KTP dan KK, kita sebelumnya sudah berusaha untuk melengkapi persyaratan, namun tidak membuahkan hasil, karena tidak semua penghuni panti ini punya keluarga. Bahkan sebagian dari mereka adalah benar-benar lansia yang terlantar, dan kalau tidak menggunakan BPJS sumber dananya sangat besar dan tidak sesuai dengan yang sudah dianggarkan oleh Pemerintah," ceritanya.

Apalagi saat ini, menurut Anida, seluruh penghuni Panti Sosial Trinawerda adalah penghuni tetap, dalam artian perawatan dan penampunganya sampai seumur hidup, yang tidak lagi dibiayai oleh ABPN, melainkan murni dari dana ABPD Provinsi Riau.

"Mereka ini semuanya penghuni tetap dengan latar belakang yang beraneka ragam, dari mulai yang terlantar, pihak keluarga tidak mampu, dan sebagian dari keluarga mampu tapi tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarganya. Secara otomatis kita tampung sampai meninggal dunia. Untuk itu saya harapkan pihak Dinas Kesehatan juga cepat membantu kenndala yang kita hadapi ini," tuturnya.

Ditanya soal pembinaan dan perawatan terhadap penghuni Panti, Ka UPT Panti Sosial Trinawerda ini menjelaskan, bahwa para penghuni yang kondisinya sehat juga mendapat bimbingan ketrampilan seperti kerajinan tangan dan bakti sosial.

"Iya mas, kita juga memberikan pembinaan lain seperti ceramah mingguan di Mushola, dengan tujuan supaya mereka yang rata-rata usianya sudah Uzur bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah yang maha kuasa. Kita juga mengajarkan mereka dari hal-hal kecil seperti mengambil makanan sendiri ke dapur atau menyapu lantai wisma, dengan harapan mereka tetap bisa bergerak dan sehat," pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, sebagian penghuni Panti yang berhasil diajak berbincang dengan GoRiau.com mengatakan, bahwa selama tinggal di Wisma Panti tersebut, mereka lebih merasa nyaman dan tenang. "Alhamdullilah saya nyaman selama tiga tahun tinggal disini, makan saya teratur, kesehatan saya dijaga seperti sekarang ini saya lagi kurang sehat," ungkap salah satu penghuni panti yang tidak mau disebutkan namnya.

Panti Sosial Trinawerda yang berada di Jalan Kaharuddin Nasution Pekanbaru, saat ini sudah berusia sekitar 30 tahun, yang terdiri dari beberapa wisma dan aula dengan kapasitas untuk 80 orang, saat ini sudah terisi sekitar 70 orang lansia. ***