''Saya sangat bersyukur dengan kondisi saya sekarang. Kalau dulu, saya bekerja apa saja yang penting ada penghasilan. Terkadang jadi buruh kasar, kadang juga kerja bangunan.'' Budi Roso, 28 Tahun 

''Selepas SMA, saya cukup lama menganggur Bang. Cari kerja sana-sini tidak diterima. Keterampilan pun tidak ada. Mau menyambung ke universitas juga tidak ada biaya.

Sampai suatu ketika, kepala desa saya memberikan informasi bahwa KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia, Red.) Kecamatan Tapung Kampar, Petapahan, merekrut pemuda untuk mengikuti Vocational Training di Pekanbaru yang ditaja oleh CPI. Saya pun bergegas mendaftar. Sebab, saya ingin sekali memiliki keterampilan. Selama ini, saya tidak memiliki keterampilan apapun.

Pelatihan itulah yang mengubah hidup saya menjadi lebih baik. Saya juga mendapatkan jodoh di sana ha..ha...

Ceritanya begini. Waktu itu, ada 20 orang dari Kecamatan Tapung yang diberangkatkan ke Pekanbaru. Semua biaya transportasi dan akomodasi selama training ditanggung oleh pihak CPI. Alangkah senangnya hati kami.

Pelatihan yang kami ikuti adalah keterampilan teknisi instalasi listrik. Meski saya tidak punya basis teknisi kelistrikan, saya yakin bahwa keterampilan itu dapat pelajari dan kuasai.

Kami belajar di kampus PCR (Politeknik Caltex Riau) di Rumbai. Saya senang sekali dapat kembali ke bangku pendidikan. Kami dididik dan dilatih oleh tenaga-tenaga yang profesional di bidangnya. Di kelas, kami tidak hanya disuguhi teori. Dua hari belajar teori, satu hari praktik. Begitu seterusnya selama 30 hari, sehingga kami benar-benar paham soal instalasi listrik dan dapat mempraktikkannya secara teknis.

Begitu juga soal safety (keamanan) kerja yang menjadi standar utama yang harus kami penuhi. Mottonya: kerjakan dengan selamat atau tidak sama sekali. Jadi, suatu pekerjaan lebih baik tidak dikerjakan jika dinilai tidak aman. Kami diajari masalah safety dengan ketat sehingga dapat bekerja dengan standar keselamatan yang prima.

Setelah selesai mengikuti pelatihan, kami pun kembali ke kampung lagi. Kami pulang dengan penuh semangat karena tidak hanya bekal ilmu dan keterampilan yang kami dapatkan, tetapi juga peralatan serta pakaian kerja dapat kami bawa pulang.

Saya sendiri bertekad untuk serius di bidang kelistrikan. Teman-teman yang lain ada yang bergabung dengan biro listrik dari PLN.

Mulanya, saya menawarkan jasa dari mulut ke mulut. Sampai akhirnya saya dapat informasi ada lowongan kerja di PT. Ratu Biru Sejati (RBS). Saya langsung mengajukan lamaran. Bersama dengan puluhan peserta tes, saya lantas mengikuti ujian.

Dan, saya sangat bersyukur karena saya dinyatakan lulus tes. Saya pun dipercaya menangani bidang instalasi listrik, baik pemeliharaan maupun perbaikan, di area CPI yang merupakan wilayah kerja perusahaan itu.

Seiring dengan membaiknya penghasilan saya, akhirnya saya memutuskan untuk menikah. Uniknya, jodoh saya ketemu justru ketika sedang mengikuti pelatihan di Pekanbaru waktu itu.

Saya sangat bersyukur dengan kondisi saya sekarang. Hidup saya berubah berkat pelatihan itu. Kalau dulu, saya bekerja serabutan, kini saya bekerja lebuh mapan.” (adv)