BOJONEGORO, GORIAU.COM - Panti Asuhan Muhammadiyah Bojonegoro menyatakan siap menampung anak-anak Rohingya yang kini berada di pengungsian di Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Pemerintah Bojonegoro akan membantu pendampingan anak-anak Rohingya selama hidup dan bersosialisasi di Panti Asuhan.

Ketua Panti Asuhan Muhammadiyah Bojonegoro, Abdul Wahid mengatakan sudah ada konfirmasi dengan Pemerintah Bojonegoro terkait pola anak asuh anak-anak pengungsi Rohingya. Menurutnya, untuk tahap awal, panti asuhan akan mengambil anak asuh sebanyak 10 orang. "Kalau makan, minum, dan pendidikan kami siap," ujarnya kepada Tempo Jumat 22 Mei 2015.

Wahid menyebutkan, anak-anak yang berada di Panti Asuhan Muhammadiyah Bojonegoro, didik untuk berjiwa wirausaha. Selain itu, harus menempuh pendidikan jenjang tinggi. Dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi dan semuanya dibiayai oleh yayasan di bawah naungan Muhammadiyah.

Dari beberapa anak-anak panti asuhan, bisa menempuh pendidikan tinggi di universitas negeri terkemuka di Jawa Timur bahkan ada yang sampai belajar ke Jepang. Nantinya, lanjut Wahid, jika anak-anak pengungsi Rohingya bisa ditampung di Bojonegoro, maka mereka harus mengikuti pola di dalamnya. Terutama terkait dengan pendidikan dan juga tata tertib di dalamnya.

Hanya saja untuk tahap awal, kemungkinan Panti Asuhan Muhammadiyah meminta Pemerintah Bojonegoro memfasilitasi, terkait dengan bahasa. "Tentu kami bisa minta bantuan," tegasnya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Bojonegoro Adi Wicaksono menyatakan, telah mengetahui program itu. Nantinya, Pemerintah Bojonegoro akan memberikan pendampingan kepada anak-anak pengungsi Rohingya.

"Ya, kita akan jajaki," kata Adi. Dia menyebut, Bupati Bojonegoro Suyoto telah menunjuk Panti Asuhan Muhammadiyah, untuk tempat anak asuh pengungsi anak-anak Rohingya.

Sebelumnya, Bupati Bojonegoro Suyoto menyatakan akan mengasuh 5-10 anak-anak pengungsi etnis Rohingya, Myanmar, yang kini berada di Aceh Timur, Aceh Utara dan Kota Langsa. Alasan mengasuh para pengungsi, lebih karena ke persoalan kemanusiaan. "Ya, saya ingin mengasuhnya," ujarnya.***Â