Sejak mengalami kebakaran panel kubikel di PLN Rayon Selatpanjang, Rabu (16/9/2015) malam yang lalu, kondisi kelistrikan di Kota Sagu tidak lagi normal. Pemadaman bergilir menjadi makanan tetap pelanggan PLN Selatpanjang.

Berbagai upaya dilakukan pihak perusahaan plat merah itu untuk menstabilkan kelistrikan di Kepulauan Meranti. Namun apa daya, kerusakan satu persatu terjadi pada mesin pembangkit daya, sehingga pemadaman bergilir semakin menggila.

Kondisi terakhir, Jumat (25/12/2015) pemadaman bergilir masih di angka 2:1 (dua hari hidup satu kali mati, red).

Guna melihat langsung kondisi kelistrikan, Kepala PLN Rayon Selatpanjang Asmardi membawa GoRiau untuk melihat pemasangan panel kubikel, perbaikan generator, dan perbaikan mesin pembangkit.

Untuk menggantikan panel kubikel yang rusak akibat kebakaran beberapa waktu lalu, PLN Selatpanjang mendapat panel dari Kepulauan Riau (Kepri). Pemasanganpun segera dilakukan setelah panel itu tiba di Meranti awal Desember 2015.

Terlihat jelas rumitnya pemasangan panel kubikel. Isi panel kubikel yang begitu kecil dan banyaknya kabel memang harus 'orang khusus' yang mengerjakannya.

Menurut informasi yang diterima GoRiau, pemasangan panel kubikel itu setidaknya memakan waktu minimal 2 minggu. "Bisa lebih (lama, red) pemasangannya. Tapi kita usahakan akhir Desember 2015 pemasangan tuntas," kata Asmardi beberapa waktu lalu.

Selain itu, Asmardi juga menunjukkan teknisi yang sedang memperbaiki generator salah satu mesin sewaan. Kemudian terlihat juga beberapa teknisi sedang memperbaiki (service mesin pembangkit).

Terlihat jelas teknisi-teknisi mesin ini dalam keadaan berkubang dengan oli. Tubuh tak lagi terlihat bersih. Noda-noda hitam menumpuk di tangan, badan, dan wajah.

"Kita sebentar saja tidak tahan mendengar suara mesin. Teknisi hampir setiap saat berada di ruang mesin itu," tambah Asmardi.

Dapat disampaikan juga, sebagian besar mesin yang ada di PLN merupakan mesin sewaan dari pihak ketiga. Baik mesin dari BAP, Pemda setempat, maupun WIC. Sementara, setiap kali mesin mengalami kerusakan, perbaikan tetap mendatangkan teknisi dari penyedia mesin itu.

Itu artinya, kalau penyedia mesin itu cepat tanggap atas kerusakan, perbaikannya tentu tidak memakan waktu lama.

Guna memberikan pelayanan maksimal kepada pelanggan, berbagai upaya dilakukan PLN Selatpanjang. Mulai dari membawa panel kubikel dari Kepri, memindahkan dua unit mesin mobile dari Lemang ke Selatpanjang, dan memperbaiki kerusakan-kerusakan pada mesin pembangkit.

Namun, yang namanya buatan manusia, selalu saja tidak sempurna. Datang mesin di Selatpanjang, mesin yang sudah ada mengalami kerusakan.

Sehingga, tak sedikit pula pelanggan mulai mengeluh dan kecewa. Bagaimana tidak, selain banyaknya peralatan elektronik menjadi rusak, ada juga rumah warga yang terbakar, dan itu berawal dari pemadaman listrik.

Bagaimanapun upaya dan alasan PLN, yang namanya pelanggan tetap ingin dilayani dengan maksimal. Pelanggan sering mengatakan bahwa kewajiban membayar selalu mereka laksanakan dan jarang menunggak, sementara hak mereka untuk mendapatkan pelayanan maksimal dari PLN masih jauh dari harapan.

Tak banyak yang diinginkan masyarakat (pelanggan PLN, red), melainkan pelayanan maksimal dari PLN itu sendiri. Semoga krisis listrik di Kota Sagu segera berakhir. ***