PEKANBARU - Seorang guru wanita nekat memanjat pagar sekolahnya karena ingin berpartisipasi dalam aksi para guru yang memperjuangkan dana Tunjangan Penambahan Penghasilan (TPP) yang akan dihapuskan oleh pemerintah kota Pekanbaru, Rabu (5/3/2019).

Aksi demo yang dilakukan oleh guru sertifikasi yang tergabung dalam Guru SD dan SMP se-kota Pekanbaru, Selasa (5/3/2019) dari pagi hingga siang, ternyata sempat tidak mendapatkan izin dari masing-masing sekolahnya.

Hal tersebut diakui seorang perwakilan guru yang tergabung dalam PGRI yang bernama Rio. Ia menyampaikan bahwa awalnya jelang aksi ini Kepala Sekolah (Kepsek) sempat tidak memberikan izin pada guru.

''Di sekolah, saya awalnya tidak memberikan izin, namun kemarin kepsek memberikan izin asal anak didik diberikan tugas sekolah,'' ujar Rio kepada GoRiau.

Ia melanjutkan aksi ini sebagai bentuk protes terkait Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru merevisi Peraturan Walikota (Perwako) Nomor 9 tahun 2019, yang mana tunjangan profesi  guru sertifikasi dihapuskan

"Aturan ini hanya berlaku di Pekanbaru, sementara di daerah lain masih ada,'' lanjutnya.

Bahkan ada beberapa sekolah yang tidak memberikan izin gurunya untuk mengikuti aksi damai ini seperti salah satu sekolah yang berada di Kecamatan Marpoyan Damai, mengunci pagar sekolahnya agar guru-guru tidak keluar dari sekolah.

"Ada beberapa sekolah yang melarang, bahkan pagar sekolahnya digembok oleh pihak sekolah," beber Rio

Rio sendiri juga baru mengetahui saat dalam rapat di ruang kantor Walikota bersama instansi terkait.

''Saya kaget dengar ada seorang guru menyampaikan dalam rapat, bahwa ia nekat memanjat pagar sekolah agar bisa ikut bersama rekan-rekannya,'' pungkas Rio.

Dari informasi yang di himpun GoRiau dari beberapa guru yang mengikuti aksi demo, beredar beberapa pesan whatsaap para guru, bahwa pihak kepala sekolah diintimidasi oleh atasannya, dalam hal ini Kadisdik. ***