SELATPANJANG - Saat pengujian sampel secara cepat oleh Diskes Kepulauan Meranti, Kamis (9/6/2016) sore, larutan takjil yang semula berwarna merah muda berubah menjadi warna merah tak ubahnya warna darah manusia. Pengujian cepat ini guna memastikan takjil yang dijual di Bazar Ramadan terhindar dari bahan-bahan berbahaya seperti Borax, Formalin, Rodhamin B, dan Methanil Yellow.

Pada pengujian sampel Kamis sore itu, salah satu takjil yang berhasil didapati Diskes dilarutkan. Kemudian, larutan yang sudah berwarna merah itu dicampur dengan beberapa zat kimia untuk memastikan apakah takjil mengandung bahan berbahaya atau tidak.

Pantauan GoRiau, tak menunggu lama. Larutan yang semula berwarna merah muda tiba-tiba berubah menjadi seperti darah manusia.

Meski ada reaksi dengan perubahan warna ini, Diskes baru bisa memberikan keterangan pasti pada Jumat (10/6/2016). Setelah dilakukan kajian dan dibuat kesimpulan terkait hasil uji sampel takjil itu.

Menjawab perubahan warna tersebut, Jumat pagi, Kasi Farmamin dan Askes Diskes Kepulauan Meranti Refiadi SFarm Apt, mengatakan bahwa takjil tersebut tidak mengandung bahan berbahaya. Sebab, jika menggunakan bahan berbahaya bagi kesehatan, larutan akan berubah warna menjadi ungu, sementara Kamis sore itu, larutan tetap berwarna merah, namun memang sedikit agak tua warnanya.

"Larutannya tidak sampai ungu, mungkin itu reaksi zat kimia saja," ujar Refiadi.

Ditambahkan Refiadi, berdasarkan kajian dan mereka simpulkan, bahwa takjil tersebut menggunakan bahan yang sudah teregistrasi. Namun, saat pengadukan bahan pewarna dengan bahan dasar, si penjual sepertinya terlalu banyak (meletakkan zat pewarna tersebut, red) takarannya. "Bahan tambahan pangan itun mungkin terlalu banyak takarannya. Tapi yang jelas bahan itu teregistrasi," ujar Refiadi lagi.

Oleh karena hasil uji sampel terhadap delapan takjil seperti Bakso Bakar, Es Teler, Kue Ubi, Saus, Kue Sagu, Pempek, Es Buah, dan Cendol Hijau, negatif, untuk sementara Diskes Meranti mengatakan jajanan takjil masih aman. Penjualnya masih jujur dengan menggunakan bahan yang layak konsumsi. "Alhamdulillah uji sampel itu negatif hasilnya. Kalau ada yang positif, kita bawa ke BPOM, karena di sini tidak ada lab. Kita hanya bisa uji cepat," katanya lagi. ***