JAKARTA - Pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah tidak main-main dengan ancamannya untuk menyeret Sohibul Iman, selaku Presiden PKS ke polisi karena telah memfitnah dirinya sebagai pembohong dan pembangkang.

Rencananya, siang ini sekitar pukul 13.00 WIB, Fahri bersama Koordinator Tim Pembela Keadilan dan Solidaritas (Tim PKS) Mujahid A. Latief yang ditunjuk sebagai kuasa hukumnya, akan melaporkan Sohibul ke Polda Metro Jaya.

"Bismillah, hari ini saya akan melaporkan saudara saya Sohibul Iman ke kepolisian RI. Sesuatu yang terpaksa saya lakukan dan bahkan yang tak pernah terbayang akan saya lakukan," tulis Fahri Hamza di akun Twitternya @Fahrihamzah yang diposting, Kamis pagi (7/3) dengan hastag #UntukKebaikanPKS.

Ditulis Fahri kalau langkah hukum yang ditempuhnya adalah sebagai upaya untuk melakukan perbaikan dan murni karena sebagai warga negara perlu mendudukkan perkara. Karenanya, semua pihak harus saling membantu untuk menjadi lebih baik dan benar.

"Upaya hukum ini adalah untuk perbaikan semua termasuk PKS paratai yang saya ikut mendirikannya. Saya lanjutkan, saya tidak ada maksud yang tidak dapat dibaca, apalagi maksud tidak baik,” tegasnya.

Bahkan, dia mengaku telah melakukan upaya terbuka dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Tidak ada maksud lain kecuali perbaikan sebab itulah amanah dalam kehidupan.

"Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Alloh. Kepada-Nya aku bertawakal, dan kepada-Nya (pula) aku kembali,” ucap Fahri mengutip surah QS 11 Hud ayat 88 dari Alquran.

Diakui, kasus ini juga telah secara sistematis merusak #NamaPKS terutama karena nilai dasar yang selama ini jadi pegangan yaitu Islam dan Keadilan diabaikan.  Bagaimana kita membiarkan para pelaku perbuatan melawan hukum menggunakan partai untuk membela diri?

Meski dirinya tahu ada banyak perbuatan pidana dalam kasus pemecatannya, namun Fahri tidak mau menghadirkan negara sebagai pemaksa. Tapi, kini nampaknya setelah banyak kader PKS dan para senior menasihati, waktunya tiba.

Politisi asal Nusa Tenggara Barat (Ntb) itu yakin, PKS masih punya peluang untuk menang pemilu 2019 jika dipimpin dengan kebaikan hati, dan bukan dengan keangkuhan yang membuatnya terus menerus nampak eksklusif dan tak bisa dimasuki. Maka kepemimpinan perlu reformasi.

“Saya mohon maaf kepada #KaderPKS yang belum paham dan merasa terganggu. Percayalah bahwa niat saya baik. Saya ingin buktikan bahwa kader-kader adalah yang membesarkan partai. Karena itu jangan ada kezaliman kepada siapapun," tulisnya. ***