JAKARTA – Polemik Uang Kuliah Tunggal (UKT) terus menuai sorotan dan protes. Tingginya biaya UKT membuat kecewa banyak pihak.

Salah satu yang menyoroti biaya UKT yang tinggi ini adalah Dr. Syahrul Aidi Maazat MA dari Fraksi PKS Dapil Riau 2. Saat dimintai komentarnya pada Ahad (26/5/2024) sore menyebut biaya UKT tinggi menandakan pemerintah tak memiliki rasa peduli dengan kondisi ekonomi sulit pasca Covid-19 yang dialami oleh seluruh masyarakat Indonesia.

"Efek UKT ini besar, massif baik jangka pendek atau jangka panjang. Jangka pendek akan meningkatkan angka pengangguran karena mereka yang gagal kuliah karena UKT tinggi besar potensi bakal jadi pengangguran. Kita belum selesai efek Covid-19, bakal dihantam dengan lonjakan pengangguran." terang Dr. Syahrul Aidi.

Apalagi kemarin, katanya, ada informasi bahwa ada 9,9 juta Gen Z yang jadi pengangguran, bisa jadi itu efek UKT yang tinggi selama ini. Sementara untuk jangka panjang, dia yakin UKT tinggi bakal mempengaruhi visi bangsa yaitu Indonesia Emas 2045 yang jadi semangat bersama.

"Pondasi dasar Indonesia Emas 2045 itu yaitu tingkat kualitas SDM yang mampu bersaing secara global. Kalau mereka yang saat ini bakal jadi pemain saat itu gagal kuliah, tentu cita-cita besar ini bakal ambyar." kata tamatan Mesir ini.

Dia berharap pemerintah jangan bertransaksi, jangan jadikan adik-adik yang kuliah sebagai pelanggan. Kampus jangan dibisniskan. Karena pendidikan itu adalah bagian pelayanan dasar negara kepada warganya. Pemerintah harus mencari solusi jika ada kendala dalam pelaksanaan tugas tersebut. ***