JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengusulkan pemindahan makam Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro dari Makassar, Sulawesi Selatan, ke Yogyakarta. Usulan Prabowo itu dikritik Sejarawan Andi Achdian.

Dikutip dari Liputan6.com, sejarawan dari Universitas Nasional tersebut berpendapat pemindahan makam tersebut justru merusak peninggalan sejarah yang berharga. Sebab makam Pangeran Diponegoro merupakan cagar budaya yang berharga.

“Saya kira upaya memindahkan akan sama aja dianggap merusak,” kata Andi dalam keterangan seperti dikutip Sabtu (15/7/2023).

Andi menilai rencana yang dicetuskan Ketua Umum Partai Gerindra itu merupakan sebuah sikap politik. Sebab, tidak ada nilai sejarah yang dapat diambil dari pemindahan makam Pahlawan Nasional itu.

“Jadi sentimen, nilai pembelajaran sejarahnya juga tidak baik. Jadi ‘romantis’ lah, bukan sebuah sikap yang baik untuk mempelajari sejarah,” jelas Andi.

Andi menambahkan, saat ini Indonesia sudah memasuki tahun politik. Oleh karena itu, usulan Prabowo Subianto dirasa seperti sebuah kesenangan yang membuat ramai publik pada momentumnya.

“Tahun politik, tidak ada manfaatnya bagi pengetahuan sejarah, bagi kesadaran sejarah tidak ada manfaatnya juga. Cuma ramai-ramai saja. Tidak ada artinya,” yakin Andi.

Andi juga mendukung penolakan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X terkait rencana pemindahan makam Pangeran Diponegoro. Andi berujar sikap tersebut tepat karena tidak ada pengetahuan sejarah yang dapat diambil dari pemindahan makam itu.

“Emang setelah dipindahkan ke Yogya, ada sesuatu yang baru buat pengetahuan sejarah? Tidak juga kan? Gitu-gitu juga, jadi buat apa. Ramai-ramai saja, seperti politik saja,” sambung Andi.

“Iya sama Sultan juga (ditolak). Tapi ya kalau dari segi sejarah tidak ada gunanya juga. Tidak menambah pengetahuan sejarah baru, sekadar romantisme saja,” tutup Andi.

Diketahui, usulan Prabowo soal pemindahan makam Pangeran Diponegoro disampaikan saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (13/7).

Prabowo sempat meminta izin kepada warga Sulsel untuk memindahkan makam Pangeran Diponegoro yang berada di Kota Makassar.

"Saya bicara sekarang adalah juga tadi kebanggaan, di sini tempat perjuangan, sebagaimana semua daerah ada pengorbanannya. Dan di sini, di kota ini juga ada makam Pangeran Diponegoro yang dibuang dari daerah asalnya," ujar Prabowo.

"Dan tidak ada salahnya kita berpikir, apakah tidak di alam merdeka, tentunya dengan seizin rakyat Sulawesi Selatan. Apa tidak, ada baiknya, kita kembalikan makamnya Pangeran Diponegoro ke kampung halamannya lagi," sambung dia.***