PEKANBARU, GORIAU.COM - Kabut asap kembali menyelimuti Kota Pekanbaru beberapa hari terakhir. Meski tidak tebal, namun tetap harus menjadi perhatian bagi pihak terkait untuk mengantisipasi timbulnya kembali sejumlah penyakit bagi masyarakat.

Anggota DPRD Pekanbaru, Heri Setiawan, Selasa (4/11/2014), mengimbau agar Dinas Kesehatan (Diskes) berperan aktif dalam hal ini. Terutama terhadap dampak akibat kabut asap itu sendiri.

"Anggaran kan ada, seharusnya pihak terkait seperti Diskes harus cepat tanggap. Minimal dengan membagikan masker secara gratis kepada masyarakat," kata Heri Setiawan.

Dirinya juga berharap, antisipasi harus dilakukan sejak dini. Karena memang jika menunggu kabut asap yang tebal dan baru dilakukan antisipasi, itu akan percuma. Karena gejala penyakit tentu saja sudah mulai menghinggapi sebagian besar masyarakat.

"Terlebih kepada anak-anak, ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) cukup memberikan ruang besar bagi mereka untuk lebih terkena. Ini harus diantisipasi seja dini," tegas Heri.

Selain anak-anak, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru juga memfokuskan kepada kesehatan para pelajar. Dimana mereka juga masih rentan terkena penyakit yang diakibatkan kabut asap. Seperti diantaranya penyakit saluran pernafasan, mata hingga iritasi kulit.

Seperti diketahui, pada Selasa 4 November 2014 pukul 05.00 WIB ini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan satelit Terra dan Aqua memantau ada sebanyak 234 titik panas atau hotspot tersebar di Pulau Sumatera yang menjadi indikasi masih adanya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Provinsi Sumatera Selatan tercatat paling banyak terdapat hotspot dengan jumlah 194 titik. Kemudian diikuti oleh Provinsi Jambi ada 13 titik, Bangka Belitung 11 titik, dan Lampung ada 10 titik. Sedangkan, di Provinsi Riau terdapat enam titik panas yang berada di Kabupaten Bengkalis 3 titik, Pelalawan 2 titik dan Kepulauan Meranti 1 titik.

Polusi asap kiriman dari daerah lain berpotensi menyelimuti Riau karena angin secara umum berhembus dari arah Tenggara hingga Barat daya menuju Barat Laut hingga Timur Laut dengan kecepatan 05-13 knot (9-25 km/jam).***