PADANG - Bank Indonesia (BI) mencatat perekonomian Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada kuartal I tahun 2018 melambat atau hanya tumbuh 4,7 persen. Pencapaian itu turun dibandingkan dengan kuartal IV tahun 2017 yang mencapai 5,3 persen.

"Faktor utama perlambatan ekonomi Sumbar bersumber dari kontraksi kinerja ekspor dan turunnya pertumbuhan industri pengolahan," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Endy Dwi Tjahjono di Padang, seperti dikutip dari medcom.id , Jumat, 22 Juni 2018.

Menurut dia proses replanting dan rendahnya produktivitas perkebunan sawit karena usia yang sudah tua diduga sebagai penyebab turunnya kinerja ekspor minyak sawit.

"Akan tetapi menguatnya konsumsi rumah tangga dan membaiknya realisasi anggaran pemerintah mampu menahan laju perlambatan ekonomi Sumbar kuartal I," kata dia.

Ia menyebutkan konsumsi rumah tangga pada kuartal I mencapai Rp20,4 triliun atau mengalami kenaikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya Rp19,4 miliar. Kemudian konsumsi pemerintah pada triwulan I mencapai Rp3,2 triliun dan investasi yang masuk sebesar Rp11,5 triliun.

Sebelumnya, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengemukakann tiga cara yang dilakukan agar pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi yaitu percepatan penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), mempermudah investasi, dan menggenjot sektor pariwisata. Irwan menyarankan untuk mempercepat penyerapan APBD pemerintah daerah harus segera mempersiapkan segala prosedur dan persyaratan agar sejak awal tahun proyek pembangunan sudah bisa dilaksanakan.

"Jika sejak awal tahun tender sudah bisa dilaksanakan maka penyerapan anggaran akan lebih cepat sehingga akan menggerakkan perekonomian," pungkasnya. ***