JAKARTA - Konvoi belasan kendaraan dengan raungan sirine mengelilingi kantor Kejaksaan Agung (Kejagung) di Jakarta Selatan, Senin (20/5/2024). Video peristiwa tersebut beredar di kalangan jurnalis.

Dikutip dari Tempo.co, pada video singkat (berdurasi 16 detik) yang beredar, terlihat belasan kendaraan roda dua dan roda empat (motor dan mobil), mengitari kantor Kejaksaan Agung.

Belasan kendaraan itu sempat berhenti beberapa saat di depan gerbang utama kantor Kejagung sambil membunyikan sirine dengan keras.

Beberapa saat kemudian, belasan kendaraan tersebut berangsur-angsur pergi dengan dipimpin oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor.

Dalam aksi tersebut, terdapat sekitar 15 sepeda motor yang dikendarai oleh orang-orang berbaju hitam dan dua mobil besar yang berjalan beriringan. Kedua mobil itulah yang membunyikan sirine dengan keras.

Dalam video itu, tidak ada keterangan lebih lanjut yang menjelaskan maksud dari aksi tersebut. Tidak diketahui juga alasan dari belasan kendaraan itu membunyikan sirine dan berhenti di depan gerbang kantor Kejaksaan Agung. Namun, rombongan kendaraan itu disebutkan telah mengitari kantor Kejaksaan Agung sebanyak 8 kali.

Dikuntit Densus 88

Kejaksaan Agung menjadi sorotan usai mengungkap kasus korupsi Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah yang bernilai Rp271 triliun. Sehari sebelum konvoi kendaraan di depan kantor Kejagung, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung Febrie Adriansyah diduga dikuntit oleh anggota polisi dari Satuan Detasemen Khusus Antiteror (Densus 88).

Berdasarkan sumber tempo, satu dari anggota Densus 88 tertangkap basah saat memantau makan malam Febrie di sebuah restoran di Cipete, Jakarta Selatan. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 20.00 atau 21.00 WIB pada Ahad, 19 Mei 2024.

Dua orang yang mengetahui peristiwa itu pun menceritakan kronologinya. Dijelaskan, pada Ahad pekan lalu, Febrie tiba di restoran yang menyajikan kuliner Prancis bersama satu ajudan dan motor patwal Polisi Militer. Kedatangan Febrie kemudian disusul oleh dua orang diduga anggota Densus 88. Mereka berpakaian santai dan datang dengan jalan kaki.

Salah seorang dari anggota Densus 88 itu disebut meminta meja di lantai dua dengan alasan ingin merokok. Namun, pria tersebut selalu mengenakan masker dan hanya sesekali menyesap rokok. Adapun Febrie ketika itu berada di ruangan VIP di lantai dua dengan dinding kaca.

Pria itu kemudian mengarahkan alat yang diduga perekam ke arah ruangan Febrie. Lalu, ketika dua orang itu berjalan setengah lari keluar restoran, satu di antara mereka langsung dirangkul oleh polisi militer dan satu lagi lolos. 

Febrie memang belakangan dikawal polisi militer TNI atas bantuan pengamanan dari Jaksa Agung Muda Bidang Militer lantaran Jampidsus sedang menangani kasus korupsi besar, seperti kasus tambang. Apalagi penyidik Kejagung saat menggeledah dalam menangani kasus timah di Bangka Belitung  juga mendapatkan intimidasi.

Selain dua anggota Densus 88 yang masuk ke restoran, sumber tersebut mengatakan ada beberapa orang yang terlihat memantau Febrie Adriansyah dari luar. Beberapa dari mereka, kata dua orang yang mengetahui kejadian ini, terlihat dari beberapa titik sekitar 50 meter dari restoran. 

“Setelah ditangkap itu, yang di sana-sana (sambil menunjuk tempat di luar restoran) lari. Ternyata sedang mantau,” kata dia. Satu anggota polisi yang tertangkap dibawa pergi dengan mobil oleh pengawal Febrie.***