TELUKKUANTAN - Kapolres Kuantan Singingi (Kuansing), Riau AKBP M Mustofa akhirnya buka suara terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan anggotanya yang menewaskan Andri Arisko (29), warga Jake.

"Ini bermula dari laporan pada Kamis (18/4/2019). Kemudian, lima personil Reskrim berangkat melakukan penyelidikan ke TKP," ujar Mustofa didampingi Wakapolres Kompol Dodi Harza Kusuma dan Kasi Propam Ipda Muslim, Ahad (21/4/2019) siang.

Setelah terlapor, dalam hal ini Andri alias Aan, diamankan, lanjut Mustofa, anggota Satreskrim meminta bantuan ke Sat Sabhara sebanyak 8 personil.

"Ketika terlapor ini hendak dibawa ke Mapolres Kuansing, sampai di Jake sekitar pukul 21.30 Wib, mobil kita dihadang oleh massa. Mobil rusak karena terkena lemparan batu," ujar Mustofa.

Melihat massa yang banyak, lanjut Mustofa, akhirnya personil putar arah ke Pekanbaru dan mengamankan diri di Mapolsek Singingi, Muaralembu.

"Nah, saat itu korban ditemukan dalam kondisi terluka. Dimana, ada kebam di bagian mata kanan. Waktu itu juga, aparat langsung membawa ke Puskesmas terdekat," papar Mustofa.

Sementara itu, pihak keluarga dan Kapolres melakukan perundingan di Mapolres Kuansing, agar massa tenang. Setelah massa tenang, baru korban dibawa ke Mapolres Kuansing.

"Kondisinya memang kritis dan kita bawa ke RSUD Telukkuantan untuk mendapat pertolongan. Namun, nyawanya tak tertolong," ujar Mustofa.

Selaku Kapolres, Mustofa tidak menyebutkan penyebab luka-luka yang dialami korban. Ia menyatakan, saat ini masih menunggu hasil visum dari RSUD Telukkuantan.

"Sembari itu, kita juga telah melakukan pemeriksaan internal terhadap anggota yang terlibat. Sejak Jumat lalu, Propam Polda Riau sudah turun ke Kuansing dan sampai saat ini melakukan pemeriksaan. Saya masih menunggu hasil," papar Mustofa.

Dirinya berjanji akan mengusut tuntas kasus yang menyebabkan tewasnya Andri Arisko. Jika anggotanya terlibat, dia akan menindak sesuai hukum yang berlaku.

"Jabatan saya taruhannya. Saya siap dicopot jika tak mampu menyelesaikan kasus ini," tegas Mustofa.***