BANGKINANG - Koto Masojik Kampuong Suboghang, Tompek Suluok Anak Nagoghi. Adonyo PLTA Koto Panjang, Bontuok sumbangsih kami untuok ibu pertiwi.

Begitulah cuplikan pantun yang dibacakan oleh pembawa acara pada rangkaian Festival Mangonang Kampuong Lamo yang dihadiri ribuan masyarakat Kenagarian Pulau Godang di Desa Pulau Gadang, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau Sabtu (24/8/2019).

Festival ini digelar untuk merayakan hari ulang tahun pemindahan pemukiman Desa Pulau Gadang ke pemukiman baru yang ke-27 tahun.

Cuplikan pantun yang telah membuat banyak orang meneteskan air mata hari ini karena mengingat kampung lama yang kini telah tenggelam menjadi waduk akibat dampak pembangunan bendungan sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang.

Bagi masyarakat di desa ini, menggelar festival ini bukanlah hanya sekedar hura-hura namun kegiatan ini penuh makna. Bagi generasi yang lahir sebelum tahun 1990 pasti merasakan bagaimana suasana kehidupan di kampung lama saat pemukiman berada di sepanjang aliran Sungai Kampar. Saat ini betapa rindunya masyarakat akan tanah kelahiran.

Tokoh masyarakat Pulau Gadang Syofian,SH, MH Datuk Majo Sati kepada wartawan usai pelaksanaan upacara hari ulang tahun pemindahan Desa Pulau Gadang mengatakan, di acara ini tersirat makna filosofis bahwa masyarakat Pulau Gadang pindah ke pemukiman baru saat ini bukan sembarang pindah. Sebab pindah ini tetap membawa adat istiadat budaya lokal yang telah tertanam sejak zaman dahulu beserta ajaran agama yang begitu kental.

"Di acara ini kami manifestasikan dalam bentuk drama kolosal, pawai budaya, atraksi-atraksi bahwa itulah kehidupan masyarakat kita di kampung lama dulu," beber Syofian. ***