PEKANBARU-   Memperingati HUT ke-69 Polisi Air dan Udara (Polairud), Polairud Polda Riau, memanjakan masyarat Pekanbaru dengan penampilan Tim Taktikal Polairud dan Brimob dalam membekuk pembajak kapal bersenjata.

Pantauan GoRiau di lapangan, peringatan HUT Polairud ini juga dimeriahkan dengan simulasi penyelamatan kapal yang sempat dibajak.

Pada simulasi tampak satu kapal cargo melintas, lalu diikuti satu speedboat kecil yang merapat ke badan kapal. Tidak lama kemudian sekelompok orang dengan senjata laras panjang dari speedboat, memanjat dinding kapal dengan menggunakan tali.

Nahkoda kapal yang mengetahui ada orang tak dikenal menaiki kapal dengan paksa, menghubungi pos Polairud menggunakan radio. Atas laporan tersebut, pos Polairud mengerahkan tim taktikal ke lokasi yang dikirimkan oleh nahkoda kapal.

Setibanya di lokasi, ternyata kapal cargo  sudah dikuasai oleh orang tak dikenal dengan senjata lengkap, yang ternyata adalah pembajak kapal.

Tampak, dua speedboat dari Polairud melakukan mengelilingi kapal dengan kecepatan penuh, dengan tujuan untuk memantau situasi dan membuat pengalihan perhatian.

Setelah para pembajak menembaki speedboat pengalih perhatian, tiba satu speedboat Polairud dengan ukuran lebih besar dari speedboat pengalih perhatian bermuatan 10 personel Polairud, melakukan penyusupan ke dalam kapal.

Selain itu, tampak juga satuan brimob terjun dari atas jembatan menggunakan tali untuk merebut kembali kapal dari tangan pembajak. Saat pembajak menyadari kapal telah disusupi oleh petugas kepolisian, terjadi saling baku tembak antara pembajak dan petugas.

Puluhan suara tembakan dan selongsong peluru berjatuhan terdengar dari dalam kapal, tidak lama kemudian suara tembakan menghilang. Ternyata dengan tidak terdengarnya suara tembakan, paritas sudah berhasil melumpuhkan para pembajak, dan kapal kembali dikuasai.

Saat aksi telah berakhir, tampak ratusan masyarakat yang menonton, ada dari pinggiran sungai, dari atas jembatan, dari jendela-jendela rumah yang ada di pinggir sungai, memberikan tepuk tangan dengan serentak atas aksi penyelamatan kapal masyarakat yang ditampilkan oleh petugas dari Polairud.

Simulasi penyelamatan kapal itu mendapat apresiasi dari masyarakat. Ketangkasan petugas sangat diperlukan dalam penyelamatan.

Sementara itu Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi menuturkan, lewat perayaan HUT Polairud ke-69, hendaknya juga dijadikan sebagai ajang evaluasi dan introspeksi dari apa yang sudah dikerjakan dalam setahun belakangan.

"Kita melihat bahwa kita jajaran Polda Riau harus terus meningkatkan sumber daya khususnya, lalu bagaimana kita memanfaatkan teknologi dan peralatan modern dengan sebaik-baiknya, dalam memelihara Kamtibmas," ungkapnya.

Terlebih disebutkan Kapolda, perairan di Provinsi Riau cukup luas dilalui oleh 5 sungai besar dan beberapa sungai kecil lainnya. Semuanya ini bisa jadi sarana transportasi untuk keperluan nasional maupun internasional. Artinya dermaga atau pelabuhan sungai kita dilalui juga oleh kapal ekspor dan impor.

Selain itu disebutkan Irjen Agung, yang tak kalah penting adalah, personel yang bertugas diperairan, juga mesti mengantisipasi terjadinya potensi penyelundupan ilegal. Salah satunya tentu saja narkoba. Dimana memang sudah tidak asing lagi, perairan Riau menjadi jalur sutra bagi para bandar untuk memasok barang haram ke Indonesia.

"Kita memang selalu disusupi oleh orang-orang tak bertanggungjawab dalam kegiatan ilegal. Termasuk penyelundupan narkoba. Narkoba dimasukkan dalam dinamika transportasi air. Maka personel bertugas melakukan pencegahan dan penangkapan," tegas Agung.

Agung menambahkan, pihaknya pun terus melakukan upaya peningkatan kemampuan personel, salah satunya lewat sejumlah latihan.

Hal ini kata Agung, sangat penting. Apalagi saat ini operasional peralatan pendukung yang dimiliki, memerlukan keterampilan yang tinggi.

"Dengan latihan juga akan menjaga kemampuan perorangan atau satuan, tentunya ini harus terus kita tingkatkan," pungkasnya. ***