DUMAI, GORIAU.COM - Satuan Polair Polres Dumai yang hingga kini hanya memiliki 42 personil dan 2 kapal patroli mengaku mampu mengamankan perairan Dumai dari berbagai ancaman dari dalam dan luar negeri.

Sementara Dumai yang terletak pada Selat Malaka yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura sudah diklaim sebagai pelabuhan yang rawan akan penyeludupan baik barang ilegal maupun narkotika.Tidak hanya itu, sebagai kawasan yang terletak pada pesisir luat selat malaka, tidak sedikit pelabuhan 'tikus' yang aktif di Dumai."Kita punya 40 personil lebih kurang sekitar 42 sampai 47 personil karna kadang ada yang berpindah, dan dua kapal patroli yang dikerahkan pada Kecamatan Dumai barat dan Medang Kampai," ungkap Kasat Polair Polres Dumai, AKP Wilson Butar-butar kepada GoRiau.com Kamis (6/2/2014).Meski keterbatasan personil dan armada patroli, Kasat Polair justru optimis dan yakin dapat mengamankan kawasan perairan Dumai yang berbatasan langsung dengan negara asing serta sebagai tempat dimana tingginya ekspor impor Crude Palm Oil (CPO) keberbagai negara asing dari pelabuhan Dumai."Kita lakukan 1 kali patroli sehari, dimana saat patroli dilakukan dengan 5 sampai 7 personil untuk satu kapal patroli," ungkap kasat.Meski langkah tersebut dinilai efektif bagi kepolisian dalam pengamanan kawasan perbatasan ini, tidak mampu mencegah adanya penyeludupan narkotika dan barang ielagal dari pelabuhan penumpang dan 'tikus' di Dumai.Tidak sedikit adanya tangkapan yang dilakukan diatas daratan Riau dimana barang bukti tangkapan kepolisian diseludupkan dari pelabuhan Dumai.Menanggapi persoalan tersebut, Polair Polres Dumai menyebutkan bahwa dalam pengamanan semua tanggung jawab bersama antara KSOP Bea dan Cukai, TNI AL serta Kepolisian."Seluruh instansi tersebut harus bekerjasama dan membangun kemitraan yang baik," sebutnya.(egy)