BAGANSIAPIAPI - Diduga karena ada kebocoran limbah pabrik kelapa sawit, ikan-ikan di aliran Sungai Titi Batu yang menuju aliran sungai Batang Kumu, Kasang Bangsawan, Pujud, Rokan Hilir, Riau tiba-tiba saja mati.

Peristiwa itu awalnya diketahui oleh salah seorang warga Dusun 1 Kasang bangsawan yang menelpon Kepala Dusun 1 Kasang Bangsawan, Muhammat Nazri, sekira jam 09.00 WIB pagi. Warga tersebut menginformasikan adanya banyaknya ikan yang mati dari aliran Sungai Titi Batu menuju aliran Sungai Batang Kumu Kasang bangsawan.

Dari laporan itu, Kepala Dusun bersama warga dan perangkat pergu menuju lokasi dan benar ada ikan-ikan yang mati dan di sekitar lokasi juga airnya sangat kotor (tidak jernih). Warga menduga, ikan-ikan itu mati karena limbah pabrik.

Setelah melihat kejadian tersebut, Kepala Dusun 1 Kasang bangsawan mencoba menghubungi pihak perusahaan dalam hal ini manager, humas, kepala tata usaha dan penghulu Kasang Bangsawan namun satupun tidak mengangkat handphone.

Karena tak ada respon, akhirnya kepala dusun mengajak beberapa masyarakat untuk melihat dari mana sumber kebocoran limbah tersebut, saat itu ditemukan adanya pihak perusahaan sedang menutupi lobang pipa yang dimana keluarnya limbah, yang menuju aliran Sungai Titi Batu, dan hal itu dibuktikan dengan loder yang bekerja di lapangan serta ada beberapa dari pihak perusahaan di lokasi termasuk dandru dan BKO perusahaan.

''Kejadiannya, Selasa, 19 Maret 2024 kemaren. Dugaan kami karena ada kebocoran pada limbah di pabrik PT Hasil Karya Bumi Sejati (HKBS). Saya kepala dusun 1 Kasang bangsawan, Pujud mewakili masyarakat Kasang Bangsawan sangat menyayangkan hal ini terjadi karena ini bukan kali pertama terjadi, dimana tahun 2022 pun sudah terjadi masalah limbah ini,'' ujar Muhammat Nazri, Kepala Dusun 1 Kasang Bangsawan, Pujud, Rokan Hilir kepada GoRiau.com, Kamis (21/3/2024).

Masyarakat berharap pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Rokan Hilir, memberi sanksi yang tegas sesuai dengan UU lingkungan hidup karena akibat kelalaian perusahaan tersebut masyarakat sangat dirugikan. ''Apalagi umumnya masyarakat hidup sebagai nelayan,'' tutupnya. ***