PEKANBARU, GORIAU.COM - Pasangan Suami Istri (Pasutru) yang menjadi korban penganiayaan menyatakan seluruh keterangan yang disampaikan Eva Yuliana melalui media massa merupakan sebuah kebohongan.

"Pembohong, semua keterangan yang disampaikan tidak ada yang benar. Ini mereka (Eva dan Jefry) sudah mulai merekayasa dan mengarang cerita," ujar Jamal, suami dari Nurhasni kepada GoRiau.com, Selasa (3/6/2014) di RSUD Arifin Achmad.

Dalam pemberitaan, Eva mengklarifikasi bahwa dirinya yang pertama kali diserang oleh Nurhasni. Melihat kejadian itu, Bripka Very yang menjadi ajudan Jefry mencoba melerai dan dibantu oleh sopir.

"Itu sama sekali tidak benar, ini bukti saya juga kena pukul oleh ajudan Pak Jefry," kata Jamal sambil memperlihatkan bagian kepala dan tangan yang lecet. Ia mengaku, kepalanya masih sakit akibat pukulan itu.

Terkait penodongan pistol, Bripka Very beralasan demi keselamatan Bupati dan Eva Yuliana. Sebab, setelah perkelahian warga menghadang mobil Bupati. Bahkan, ada yang membawa parang.

"Parang... O iya, memang ada sebilah parang di tempat injakan kaki kereta (sepeda motor). Parang itu milik kakak saya yang baru dibeli. Dia baru pulang dari pasar dan parang itu masih terbungkus koran," jelas Jamal.

Diceritakan Jamal, dia bersama beberapa orang tetangga hanya hendak menjemput Nurhasni. Dimana, setelah dikeroyok Eva dan Bripka Very serta sopir, Nurhasni tak mampu untuk menaiki sepeda motor. Ia minta turun dan menyuruh suami untuk menjemput ibunya.

Mendengar kabar buruk tersebut, para tetangga beramai-ramain untuk menjemput Nurhasni. Namun, ketika itu juga Jefry kembali datang dan ajudan langsung menodongkan senjata sambil menghardik. Tidak hanya menghardik, Bripka Very juga mengancam akan membunuh seluruh warga yang datang.

"Cepat pergi, mau aku bunuh kalian semua," kata Jamal menirukan ancaman yang dilontarkan Bripka Very.(san)